Jumat 15 Feb 2019 19:01 WIB

Cara Cepat Mencetak Pilot Berkualitas

Motivasi kuat akan lebih menentukan keberhasilan seorang siswa menjadi pilot

Rep: Darmawan/ Red: Hiru Muhammad
Pendiri Museum rekor Indonesia (MURI) Jaya Suprana (kanan) menyerahkan sertifikat MURI kepada  Founder 14DAYPILOT Gema Goeryadi di Jakarta, Rabu (13/2) malam.
Foto: Darmawan
Pendiri Museum rekor Indonesia (MURI) Jaya Suprana (kanan) menyerahkan sertifikat MURI kepada Founder 14DAYPILOT Gema Goeryadi di Jakarta, Rabu (13/2) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Negara kepulauan seperti Indonesia yang giat melakukan pembangunan di wilayah pelosok membutuhkan tenaga pilot yang trampil dan memiliki sertifikat resmi sebagai penerbang komersial.

Karena itu kehadiran sekolah pilot yang berkualitas menjadi prasyarat mutlak dalam menghasilkan pilot sipil profesional.  Namun, pola pendidikan penerbang selama ini yang memakan waktu diatas satu tahun masih dianggap terlalu lama.

Karena itu diperlukan terobosan  untuk mencetak penerbang profesional dalam waktu singkat, namun memenuhi standar yang telah ditetapkan. Tentunya untuk mencetak penerbang andal tersebut perlu kerja keras, disiplin tinggi dan dukungan instruktur profesional. 

 "Saya menemukan metode pengajaran management flight training, dan penetapan silabus untuk mencetak pilot dalam waktu singkat dengan harga terjangkau, dan berkualitas mengacu pada standard FAA," kata kapten Gema Goeyardi,  Chief Flight Instructor dan pendiri 14Daypilot Flight Academy dalam keterangan tertulisnya beberapa waktu lalu.

Lembaga yang dipimpinnya belum lama ini telah memperoleh penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) yang memberikan apresiasi atas pencapaian 14Day Pilot Academy LLC. 

Lembaga ini menjadi  sekolah pilot pertama di dunia yang berhasil memecahkan rekor dunia dalam mencetak Commercial Pilot Instrument Rating tercepat, hanya dalam 115 hari dengan lisensi Federal Aviation Administration (FAA) AS. 

Gema yang juga peramu metode accelerated flight training, menambahkan sebenarnya motivasi yang kuat akan lebih menentukan keberhasilan seorang calon pilot dalam menempuh pendidikan penerbangnya.

Termasuk belajar lebih keras hingga 12 jam sehari. Dari sisi manajemen harus melayani siswa dengan hati, dan terus memotivasi mereka. "Jangan main pukul, dan selalu profesional membangun suasana belajar yang nyaman tanpa budaya militer," tuturnya.

Pihaknya juga menjamin tiap sisiwa harus terbang setiap hari 3 hingga 5 Jam.  Satu siswa memperoleh satu pesawat dan 2 senior instruktur yang mengawasinya, selain tentunya faktor cuaca yang mendukung.

Mengenai kualitas penerbang yang dihasilkannya, Goeyardi menjamin standar FAA sudah cukup tinggi yang harus dipenuhi semua calon penerbang. Siapapun bisa jadi pilot dengan biaya tidak lebih dari Rp 300 Juta untuk lisensi Private Pilot FAA. 

Dunia aviasi di Amerika jauh berbeda, banyak fleksibilitas dan siapa yang rajin akan selesai lebih cepat. Tidak ada lagi faktor birokrasi dan standar ujinya sangat jelas. "Jadi secepat apapun sekolahnya selama memenuhi kualifikasi ujian, maka siswa berhak diuji dan bila memenuhi standar, maka license akan didapatkan" kata Gema.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement