Rabu 23 Jan 2019 12:17 WIB

Buku Berbasis Medsos Lebih Laku

Medsos jadi senjata paling ampuh dalam mengembangkan bisnis penerbitan.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Esthi Maharani
Media sosial
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Media sosial

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Buku-buku berbasis media sosial terpantau lebih laku di pasaran. Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), Hikmat Kurnia menyampaikan media sosial kini menjadi senjata paling ampuh dalam mengembangkan bisnis penerbitan.

"Buku-buku yang berbasiskan sosial media, seperti Instagram dan Youtube memiliki pasar yang baik," kata dia pada Republika, Selasa (22/1).

Bisa jadi, tambahnya, ini akibat terjadinya konvergensi media dan maraknya teknologi digital. Media sosial tidak hanya jadi saluran pemasaran, tetapi juga sudah menjadi sumber penaskahan, media promosi yang efektif, termasuk branding penulis dan penerbitnya.

Itulah mengapa banyak influencer yang digandeng menulis buku karena mereka sudah memiliki basis pasar yang setia. Kontennya sendiri bisa macam-macam, mulai novel, buku masakan, islam populer, bahkan parenting.

"Sejauh penulisnya punya basis sosial media yang baik, potensi untuk bestseller menjadi besar," kata Hikmat.

Di era VUCA (volatility, uncertainty, complexity and ambiguity) yang bergejolak, penuh ketidakpastian, kompeks, dan ambigu, para penerbit, dalam hal ini editor, harus mampu secara jeli melihat ceruk pasar. Ketajaman sudut pandang editor dalam mengkonsep sebuah buku bersama penulis menjadi faktor yang menentukan sebuah buku menjadi bestseller.

Namun demikian, tidak semua akun media sosial dengan banyak follower akan selalu menjadi buku bestseller. Influencer dengan jutaan pengikut tidak menjamin mengeluarkan buku yang diinginkan pasar.

"Inilah pentingnya mengemas konten dengan baik, harus berisi hal-hal yang positif," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement