Kamis 17 Jan 2019 22:36 WIB

Pendidikan Karakter Penting untuk Songsong Indonesia Emas

Akhlak murid terhadap guru sangat penting.

Suasana seminar pendidikan yang diadakan oleh Parent Association Bosowa Bina Insani (PABBI) SMA Bosowa Bina Insani.
Foto: Dok PABBI SMA BBI
Suasana seminar pendidikan yang diadakan oleh Parent Association Bosowa Bina Insani (PABBI) SMA Bosowa Bina Insani.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Parent Association Bosowa Bina Insani (PABBI) SMA Bosowa Bina Insani menggelar Seminar Pendidikan 2019. Seminar yang mengusung tema "Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter Demi Menyongsong Indonesia Emas" itu diadakan di Kampus SMA Bosowa Bina Insani Bogor, Jawa Barat, Jumat (11/1/2019).

Ketua PABBI SMA BBI, Nevita Retno Rahadjadmi mengatakan pemilihan tema seminar itu, yakni tentang pendidikan karakter,  sebagai upaya PABBI SMA Bosowa Bina Insani membangun kepribadian baik siswa dalam memfasilitasi siswa agar bisa mencari jati diri melalui jalur yang benar.  “Selain itu, juga menguatkan dan mengembangkan watak baik yang harus dimiliki siswa, serta menambah wawasan tentang Indonesia Emas dan pentingnya penguatan karakter,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (16/1).

Kepala SMA Bina Insani, Dedi Supriyadi, menjelaskan, kegiatan ini bertujuan sebagai upaya membangun kepribadian baik siswa dan memfasilitasi siswa agar bisa mencari jati diri melalui jalur yang benar. Juga menguatkan dan mengembangkan karakter dan watak baik yang dimiliki siswa. 

“Dan paling utama adalah menambah wawasan tentang Indonesia Emas tahun 2045 dan pentingnya penguatan karakter sehingga siswa menyadari peran serta mereka dalam kehidupan dirinya dan masyarakat,” paparnya.

Wakil Direktur Pendidikan Dasar dan Menengah Bosowa School,  Sudirman menambahkan, Sekolah Bosowa Bina Insani sangat concern dengan penguatan karakter.  “Mulai dari pembiasaan shalat berjamaah, sholat dhuha, tilawah, memelihara kesopanan dan karakter penting lainnya seperti disiplin, bertanggung jawab, jujur dan lainnya. Diharapkan siswa kuat secara pribadi,” ujarnya saat membuka seminar tersebut.

Pembicara dan host dalam acara seminar ini adalah para penggerak Yayasan Peduli Negeri Al Marwah.  Termasuk Ali Zainal, salah satu artis terkenal.  Dalam seminar ini, Ali berbagi tentang pentingnya guru untuk dimuliakan agar lebih memaslahatkan.  Akhlak seseorang itu sangat penting.  

Ia mencontohkan, kebiasaan mencium tangan harus dilaksanakan betul.  Bukan hanya menghormati, namun juga sebagai upaya mengambil berkah, wasilah dari ilmu yang barokah.

“Ilmu sampai bila guru kita ridha. Jadi jangan sia-siakan barokah guru.  Bisa saja barokahnya yang mengantarkan untuk menjadi pemimpin.  Hal yang harus diingat adalah Indonesia Emas ada ditangan kalian, adik-adikku,” tuturnya.

Seminar ini mengundang  dua narasumber, yaitu  Ustadz Ahmad Nurul Fajri dan Ustaz Masyhuril Khamis.  Siswa dibawa untuk selalu memelihara dirinya dengan baik, bergaul dalam lingkungan baik agar nantinya selalu menjadi baik.

Masyhuril Khamis menjelaskan perlunya niat untuk selalu menjadi baik.  Senyum, konsisten untuk membersihkan, lama-lama akan terbentuk karakter.  Pun bersih lingkungan sebagai tanggung jawab bersama. 

Menurutnya, kebersihan dan penataan menjadi titik awal.   Karakter diajarkan dari kecil.  Anak dibiasakan membawa minum dari rumah, ajari minta doa dari orangtua agar kristal air berubah.

Tidak memproduksi sampah plastik juga contoh karakter baik.  “Sekolah sebagai salah satu pihak yang mengemban tanggung jawab besar dalam membentuk akhlak, selain keluarga dan lingkungan,” tuturnya.

Ahmad Nurul Fajri menambahkan, belajar itu ilmu.  “Kewajiban kita adalah menuntut ilmu.  Bila kita berilmu maka akan menimbulkan rasa takut.  Takut kita tidak berlaku baik,” ujarnya.

Menurutnya, karakter penting yang diperlukan adalah orang-orang memiliki izzah bahwa semua adalah ibadah,  bukan beban.  Seperti bertasbih kepada Allah, selalu wirid, selalu mengagungkan dan menyucikan Allah sebagai amalan jihad.  Menyampaikan yang diketahui adalah sedekah.  Selalu berbagi dan lainnya. 

Bahkan rasa kritis terhadap perpolitikan, pertimbangan halal dan haram adalah sebagai wujud tanggung jawab dan kejujuran.  “Harus diketahui bahwa belajar adalah upaya kita menerangi jannah sebagai tempat ideal hidup kita berakhir,” paparnya.

Ali menyebutkan, Yayasan Peduli Negeri Al Marwah berjuang untuk itu juga melalui upaya menjalankan Projek Yatim di Palestina serta Program Sosial dan Keagamaan bersama Bank Onim.  “Program unggulannya adalah mengurusi 2.000 yatim dan pembebasan lahan,”  tutur Ali.

Ustaz Masyhuril Khamis sependapat, adab dan akhlak lebih tinggi dari karakter.  Islam fokus terhadap pembentukan akhlakul karimah (akhlak yang mulia).  Sesuatu yang baik menjadi biasa dan melekat dalam diri.  Seperti, menata sepatu, kebersihan baik, berwudhu dgn air sekadarnya, berjalan gesit, tegap, tegas dan kritis, tidak cengeng harus menjadi karakter. 

“Bila sudah menjadi karakter maka kapan pun, di manapun akan digunakan.  Menjadi jiwa dalam dirinya,” paparnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement