Kamis 10 Jan 2019 21:37 WIB

Pelajar SMK Purwakarta Ciptakan Helikopter Bensin

Helikopter ini didesain bisa terbang dengan membawa satu awak penumpang.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Pelajar SMK Taruna Sakti Purwakarta, sedang merakit helikopter berbahan bakar bensin, Kamis (10/1). Targetnya, dalam empat bulan kedepan helikopter ini akan diujicobakan untuk terbang.
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Pelajar SMK Taruna Sakti Purwakarta, sedang merakit helikopter berbahan bakar bensin, Kamis (10/1). Targetnya, dalam empat bulan kedepan helikopter ini akan diujicobakan untuk terbang.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Siapa bilang anak-anak SMK, hanya identik dengan tawuran antar pelajar? Di Kabupaten Purwakarta, tepatnya SMK Taruna Sakti, sejumlah pelajarnya justru berkreasi dan berinovasi menciptakan produk. Tak tanggung-tanggung, produk yang diciptakan pelajar itu yakni berupa helikopter berbahan bakar bensin atau solar.

Kepala Sekolah SMK Taruna Sakti Kabupaten Purwakarta, Yayang Gilang Sanjaya, mengatakan, saat ini para pelajar tersebut telah menciptakan rangka helikopter. Helikopter ini, didesain bisa terbang dengan membawa satu awak penumpang. Bahkan, helikopter ini berbahan bakar selayaknya kendaraan roda empat. Yakni, bensin ataupun solar.

"Sebab, mesin yang kita pakai untuk helikopter ini merupakan mesin mobil," ujar Yayang, kepada sejumlah media, Kamis (10/1).

Helikopter ini, lanjut Yayang, merupakan ciptaan dari 10 pelajar serta sejumlah guru pembimbing. Mereka, aktif praktik di bengkel. Sehingga, tercipta helikopter ini. Saat ini, kondisinya masih berupa rangka. Targetnya, empat bulan kedepan helikopter ini akan disempurnakan. Bahkan, diujicobakan untuk terbang.

"Bila PT DI, bisa mengembangkan helikopter jenis Cesna, pelajar kita membuat helikopter berbahan bakar bensin," ujar Yayang.

Meskipun pembuatan helikopter ini masih dalam tahap awal, pihaknya berharap hasil karya anak bangsa ini bisa dihargai. Untuk itu, pihaknya akan terus mengawal pembuatan helikopter ini.

Termasuk, bekerjasama dengan badan pengkajian dan penerapan teknologi (BPPT) dan LIPI. Jika hasilnya sesuai harapan, helikopter ini akan dilaporkan ke Kementerian Pendidikan dan Kementerian Perindustrian.

Terkait dengan anggaran, lanjut Yayang, pembuatan helikopter ini ditaksir bisa menghabiskan dana sebesar Rp 200 juta. Pada tahap awal ini, biaya yang sudah terserap mencapai Rp 60 juta. Adapun sumber biaya itu, merupakan dari uang kas sekolah dan sumbangan para donatur.

Sementara itu, salah seorang pelajar pencipta helikopter berbahan bakar bensin ini, Mulyana Moc, mengatakan, ide ini muncul dari kebiasan nongkrong di laboratorium praktik. Setiap jam istirahat, 10 pelajar ini dibantu dengan guru pembimbing akhir tercetus keinginan untuk membuat helikopter.

"Kalau di sekolah lain, fokus membuat robot atau mobil listrik. Kami, tertantang untuk membuat helikopter. Semoga, ide dan usaha kami ini membuahkan hasil," ujar pelajar kelas XII ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement