Kamis 13 Dec 2018 09:53 WIB

Ratusan Karya Inovatif Guru Surabaya Dipamerkan

Karya tersebut bisa dikembangkan sebagai bentuk sumbangsih pada dunia pendidikan

Guru mengajar (ilustrasi)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Guru mengajar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA  - Sebanyak 635 karya inovatif media pembelajaran milik guru mulai tingkat TK, SD dan SMP dipamerkan di Gedung Gelora Pancasila, Kota Surabaya, Jatim, mulai Rabu (12/12) hingga Jumat (14/12). Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya M Ikhsan mengatakan, 635 karya pembelajaran guru yang dipamerkan di Pameran Pendidikan Widya Wahana Pendidikan 2018, sebelumnya telah melalui seleksi yang cukup ketat.

"Jumlah karya guru yang masuk sekitar 1.300 lebih, kemudian disaring menjadi 635 karya," katanya, Rabu (13/12)

Menurut dia, nantinya ada juga pendampingan dan pembinaan bagi para guru yang sudah berkarya tersebut untuk kemudian diseminarkan. "Supaya semua dapat sama-sama belajar," katanya.

Mantan Kepala Bapemas dan Kota Surabaya ini menilai karya-karya guru yang ditampilkan cukup bagus serta orisinal. Karya tersebut bisa dikembangkan lebih lanjut sebagai bentuk sumbangsih guru Surabaya terhadap dunia pendidikan.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya meminta kepada guru, kepala sekolah, orang tua, dan pemerintah untuk mempersiapkan sumber daya anak yang kuat secara emosi, IQ dan mental.

"Kami berharap anak-anak dapat bersaing dengan anak-anak dari seluruh dunia yang terbiasa dengan kesusahan," katanya.

Hal ini, kata dia, seiring era keterbukaan pada tahun 2020  yang mana sumber daya manusia dari seluruh dunia bisa masuk ke Indonesia. "Kalau kita kalah dan anak-anak kita hanya jadi penonton, artinya sama dengan kita dijajah kembali," katanya.

Untuk menghadapi itu semua, lanjut Risma, anak-anak harus dibiasakan bekerja keras demi mencapai sesuatu. Mental anak-anak, IQ, dan emosional perlu diperkuat agar lebih tahan banting.

"Jangan biasakan untuk mengeluh. Keberhasilan dan kesuksesan harus diraih dengan kerja keras," kata Risma.

Wali Kota Risma mengaku tidak bisa melakukan sendirian. Ia pun mengajak guru untuk menyiapkan anak-anak Surabaya yang bermental baja dan memiliki multitalenta agar siap menghadapi anak-anak dari luar negeri yang sudah teruji mulai mental, IQ dan emosionalnya.

"Sepanjang tidak melanggar aturan dan tidak melanggar perintah agama. Saya siap melakukan apapun untuk anak-anak Surabaya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement