Kamis 29 Nov 2018 13:56 WIB

Wacana Menghidupkan PMP, Ini Tanggapan Guru

PMP tidak mampu menjawab tantangan arus informasi dan globalisasi saat ini.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Guru mengajar (ilustrasi)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Guru mengajar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wacana untuk menghidupkan kembali Pendidikan Moral Pancasila (PMP) di sekolah masih menjadi polemik. Guru PPKn sekaligus instruktur nasional Kurikulum 2013 di SMPN 13 Kota Bima, NTB, Suhardin menilai PMP tidak mampu menjawab tantangan arus informasi dan globalisasi saat ini.

Menurut dia, mata pelajaran (mapel) PPKn jauh lebih tepat diajarkan untuk generasi milenial. Karena dalam mapel PPKN sudah mencakup materi 4 pilar kebangsaan yang diajarkan secara seimbang, relatif dapat menjawab tantangan perubahan saat ini

"Apalagi dengan materi yang demikian kompleks dan model pembelajaran yang sangat inovatif saat ini menjadikan PPKn semakin eksis mengantarkan siswa pada pribadi yang tidak hanya menguasai materi 4 pilar kebangsaan (Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika)," kata Suhardin saat dihubungi Republika, Kamis (29/11).

Lebih jauh, jelas dia, dengan mempelajari PPKn siswa juga dapat menjadi generasi bangsa yang memiliki keterampilan dan sikap yang senantiasa mencintai negerinya. Selain itu juga siswa mampu melihat manusia lain sebagai dirinya yang mesti hidup bersama tanpa membedakan SARA.

Suhardin mengungkapkan, materi PPKn yang bersumber dari 4 pilar kebangsaan tersebut sesungguhnya penjabaran dari nilai-nilai luhur pancasila. Secara otomatis dapat menuntun siswa kepada penerapan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupannya sehari hari. Karenanya wacana dan tuntutan mengembalikan ke mapel PMP, merupakan cara berpikir yg mengarah ke status quo tanpa melihat perkembangan zaman yang menuntut siswa dituntut untuk berpikir secara komprehensif.

 

"Dengan demikian, menurut sy, sebaiknya kita teruskan pada mapel PPKn, dengan catatan konsep-konsep dan materi dasar pancasila harud lebih dahulu dikuasai oleh siswa pada tingkat SD dan SMP kelas 7," ungkap dia.

Diketahui, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana memunculkan kembali pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Menurut Mendikbud, Muhadjir Effendy saat ini PMP sedang dalam pengkajian dan perlu ada hal yang diperbarui dari mata pelajaran tersebut.

"Kalau jadi tentu pendekatan, strategi, metode maupun isinya tentu sudah diperbaharui," kata Muhadjir.

Kemendikbud berpendapat PMP penting karena isu-isu mengenai PKI ataupun radikalisme yang terus muncul di masyarakat. Muhadjir pun menuturkan, mestinya pelajaran ini diberikan untuk semua jenjang pendidikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement