Senin 12 Nov 2018 21:25 WIB

Mendikbud Sebut Soal UNBK 2019 akan Lebih Sulit

Kemendikbud sengaja soal HOTS untuk meningkatkan daya serap kemampuan para siswa.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Peserta mengerjakan soal bahasa Indonesia dalam Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Kejar Paket C di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (27/4).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Peserta mengerjakan soal bahasa Indonesia dalam Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Kejar Paket C di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy berencana membuat soal ujian nasional (UN) tingkat sekolah menengah atas (SMA) sederajat pada 2019 mendatang tetap menggunakan konsep Higher Order Thinking Skills (HOTS). Bahkan soal UN dengan konsep HOTS lebih sulit dibandingkan tahun ini.

"Soal UN tahun depan (2019) tetap pakai konsep HOTS, bahkan lebih meningkat dan sulit," katanya usai rapat koordinasi rehabilitasi gempa NTB, di Kemenko PMK, di Jakarta Pusat, Senin (12/11).

Sulitnya Soal UNBK: Murid Ada yang Menangis, Bahkan Pingsan

Ia menjelaskan, Kemendikbud sengaja membuat soal HOTS untuk meningkatkan daya serap kemampuan para siswa yang awalnya hanya level basic of thinking skill. Disinggung soal UN berkonsep HOTS yang dikritik sulit, ia bergeming.

"Kalau mudah, bukan ujian. Mestinya soal UN SMA yang menggunakan HOTS memang harus seperti siswa masuk perguruan tinggi," ujarnya.

Tak sekadar menyiapkan soal HOTS, ia mengklaim Kemendikbud sudah menyiapkan sumber daya manusia. Ia menyebut para pendidik harus bisa mentransfer ilmu pada siswa-siswanya.

"Selain itu, siswanya juga harus siap menghadapi ujian baik ujian berstandar nasional maupun UN," ujarnya.

Diketahui, saat pelaksanaan UNBK pada bulan April lalu, warganet sempat heboh dengan berbagai keluhan mengenai sulitnya soal-soal UNBK, terutama pada mata pelajaran matematika.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement