Jumat 19 Oct 2018 16:58 WIB

PP ISEI Peduli Keberlangsungan Pendidikan di Palu

Diharapkan setelah survival bencana proses belajar mengajar dapat terlaksana lagi.

Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (PP ISEI) menyerahkan bantuan untuk korban gempa Sulawesi Tengah.
Foto: ISEI
Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (PP ISEI) menyerahkan bantuan untuk korban gempa Sulawesi Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU --Gempa di Sulawesi Tengah (Sulteng) telah menyebabkan derita mendalam bagi masyarakat. Untuk itu upaya bangkit dari derita membutuhkan dukungan berbagai pihak, termasuk di dalamnya keberlangsungan pendidikan di Palu dan kawasan yg terdampak bencana.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (PP ISEI), Perry Warjiyo, saat memberikan bantuan sosial untuk gempa dan tsunami Palu melalui ISEI Palu. Perry berharap setelah tahap survival bencana dapat diatasi, proses belajar mengajar dapat terlaksana kembali.

Seperti dalam siaran pers ISEI, Jumat (19/10), pendidikan adalah hal penting dalam keberlangsungan ekonomi ke depan. Bantuan ISEI tersebut diterima oleh Ketua Dewan Pembina ISEI Palu, Djayani Murdin, yang juga Wakil Rektor Universitas Tadulako Palu. Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Bidang I, Anggito Abimanyu, dan Ketua Komunikasi Strategis, Eko B. Supriyanto

Anggito Abimanyu menyampaikan bahwa sejak hari pertama bencana, ISEI telah bergerak menggalang bantuan khususnya bagi lembaga pendidikan di sana. Tercatat IAIN Palu, Universitas Muhammadiyah, dan Universitas Tadulako, yang mengalami kerusakan parah sehingga kegiatan belajar mengajar terganggu.

Ketua ISEI Palu, Djayadi Nurdin, mengucapkan terima kasih pada ISEI Pusat atas perhatian dan kepeduliannya. Fokus penggunaan bantuan adalah agar keberlangsungan pendidikan dapat terus terlaksana.

Bantuan akan dibelikan tenda-tenda yang akan digunakan sebagai ganti kelas kuliah sehingga mahasiswa dapat terus belajar di tengah keterbatasan. Saat ini pihak rektorat sudah mengumumkan bahwa mahasiswa dapat melakukan sit in di kampus lain yang tidak terdampak gempa, diberikan tugas di luar kampus yang bisa dikerjakan mandiri, dan membuka kelas-kelas tenda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement