Selasa 16 Oct 2018 21:23 WIB

2.000 Sekolah Deklarasi Gerakan Sekolah Menyenangkan

Peran guru dinilai sangat vital.

Rep: Fernan Rahardi/ Red: Muhammad Hafil
Deklarasi Gerakan Sekolah Menyenangkan di Kabupaten Tangerang.
Foto: Fernan Rahardi/Republika
Deklarasi Gerakan Sekolah Menyenangkan di Kabupaten Tangerang.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Sebanyak 2.000 sekolah di Kabupaten Tangerang mendeklarasikan diri untuk mengikuti Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), Selasa (16/10). Deklarasi tersebut digagas oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang setelah melakukan studi banding ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) beberapa waktu lalu.

"Tujuannya adalah memberikan suasana yang menyenangkan kepada anak-anak didik sekolah. Bukan saja melalui sarana dan prasarana, tetapi juga metode pelajaran yang komunikatif, inovatif, dan kreatif,” ujar Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar saat memberikan sambutan pada lapangan Maulana Yudha Negara, Kabupaten Tangerang, Selasa.

Zaki mencontohkan, beberapa skema GSM secara bertahap sudah mulai diterapkan di Kabupaten Tangerang, salah satu contohnya adalah program sanitasi sekolah (sanisek) dan kurangi sampah sekolah kita (kurasaki). Dengan demikian, tinggal beberapa program saja yang harus ditambahkan berupa kegiatan-kegiatan yang membuat anak mencintai sekolah.

“Yang sudah berjalan di Kabupaten Tangerang terkait sanitasi sekolah dan program kurangi sampah. Tinggal ditambah dengan kegiatan-kegiatan yang membuat anak betah dan mau mendatangi sekolah tiap hari,” kata Zaki.

Zaki berharap, program GSM akan terus berjalan dan selalu berkembang menjadi lebih baik sehingga menjadi gerakan yang menasional serta menjadi kewajiban untuk setiap sekolah khususnya yang ada di Kabupaten Tangerang. "Harapannya program ini berjalan dan berkembang terus bukan hanya sebatas seremonial, tetapi juga menjadi gerakan yang reguler,” kata Zaki.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, Hadisa Masyhur, beranggapan anak-anak yang pintar dan cerdas didapatkan dari sekolah-sekolah yang menyenangkan. Oleh karena itu para guru di sekolah harus sanggup menciptakan lingkungan yang kondusif dalam kegiatan belajar di sekolah.

"Peran guru sangat vital. Jangan sampai mereka membawa aura negatif di sekolah. Karena kalau mereka (guru) membawa aura positif di kelas maka hal itu akan berdampak luar biasa," katanya.

Agustus lalu, Hadisa dan sejumlah pejabat Pemkab Tangerang melakukan studi banding ke tiga SD yang menjadi sekolah model GSM di Sleman, DIY. Dari situ, ia mengaku kagum dengan suasana yang tercipta di sekolah-sekolah tersebut dimana dinding-dinding sekolah terlihat begitu hidup, sementara senyum selalu menyungging dari para guru dan siswa yang melakukan kegiatan belajar-mengajar.

"Saya lihat suasana seperti ini memberikan stimulus semangat bagi kami untuk melakukan langkah serupa di Kabupaten Tangerang," tutur Hadisa.

Pendiri GSM, Muhammad Nur Rizal, mengatakan apa yang dilakukan Pemkab Tangerang saat ini adalah usaha untuk membangun kualitas anak-anak didik di sekolah-sekolahnya. "Jika lima tahun lalu kabupaten ini membangun lingkungan fisik sekolah, maka tahun ini mereka ingin membangun kualitas manusia di sekolah dengan mengadopsi Gerakan Sekolah Menyenangkan," katanya.

Kabupaten Tangerang, kata Rizal, ingin mengadopsi bagaimana platform GSM mampu membangun kesadaran guru dan stakeholder pendidikan bahwa fokus pendidikan di era disrupsi harus berubah dari penilaian dan standarisasi menjadi karakter. "Dan perubahan ini harus dilakukan dengan cepat dan sungguh-sungguh," kata Rizal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement