Selasa 16 Oct 2018 10:41 WIB

Tata Kelola Pengawas dan Kepala Sekolah Perlu Diperbarui

Pemerintah harus berani melakukan otokritik

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Muhammad Hafil
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy ketika mengunjungi kelas darurat di camp pengungsian Petobo, Kota Palu.
Foto: dok. Humas Kemendikbud
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy ketika mengunjungi kelas darurat di camp pengungsian Petobo, Kota Palu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menilai tata kelola pengawas dan kepala sekolah harus mengalami pembaruan. Sebab keduanya memiliki peranan strategis sehingga dituntut untuk selalu beradaptasi terhadap perubahan zaman.

"Saat ini perlu ide-ide baru, bahkan paradigma baru ketika kita berbicara dalam konteks pembinaan tenaga kependidikan. Oleh karena itu, kedua unsur ini harus disesuaikan dengan tuntutan perubahan dan tantangan kekinian," kata Muhadjir di Jakarta, Selasa (16/10).

Menurut dia, pemerintah harus berani melakukan otokritik yang tajam dalam keseluruhan proses pembinaan tenaga pendidik. Khususnya bagi pengawas sekolah mulai dari proses rekrutmen, pengembangan, dan pemberdayaannya.

"Lebih khusus lagi tentang model-model pelatihan dan penguatan kompetensi yang selama ini dilakukan," ujar Muhadjir.

Adapun berkaitan dengan pelatihan, jelas dia, diperlukan review yang menyeluruh, baik yang berkaitan dengan kesiapan dan kelayakan lembaga penyelenggara, metode maupun substansi pelatihan. Analisis lebih lanjut adalah esensi dan eksistensi pelatihan di era digital, era millenia dengan generasi industri 4.0 serta era disrupsi.

"Analisis tersebut melahirkan konklusi bahwa setiap individu memiliki kesempatan yang sama dalam meningkatkan kapasitas nilainya dan kapasitas profesionalnya," ungkap dia.

Untuk itu, dia berharap pelatihan yang akan dikembangkan tidak lagi sekedar sebagai pelatihan konvensional yang selama ini dilaksanakan. Pelatihan yang diharapkan adalah pelatihan yang benar-benar menyentuh sisi intristik atau inner motivation para peserta. 

Pelatihan yang futuristik dan berbasis pada problematika dunia baru, abad millenia. Pelatihan yang tidak lagi sekedar menuntun melainkan memberi tantangan transformasi karakter bagi peserta serta kesempatan bertumbuh secara kognisi, emosi dan estetika.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement