Rabu 10 Oct 2018 13:45 WIB

Akses Pendidikan Masih Jadi PR di Papua Barat

Akses pendidikan yang minim masih terjadi di Kabupaten Pegunungan Intan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Muhammad Hafil
Universitas Cendrawasih
Universitas Cendrawasih

REPUBLIKA.CO.ID,  MANOKWARI -- Akses pendidikan bagi anak usia sekolah di Papua Barat masih menjadi pekerjaan rumah yang musti diselesaikan dengan cepat. Jika saat ini di Papua disebut sebut akses pendidikan sudah memadai, faktanya, belum cukup untuk bisa mencetak dan memenuhi semua kebutuhan pendidikan anak usia sekolah.

Rektor Universitas Cendrawasih, Apolo Safanpo menjelaskan akses pendidikan masih menjadi PR pemerintah saat ini. Hal ini menjadi urgent, kata Apolo, sebab ditengah kemajuan zaman dan tantangan global, anak usia sekolah di Papua Barat perlu mendapatkan akses pendidikan yang cukup.

Apolo menjelaskan, saat ini memang di setiap distrik sudah ada Sekolah Dasar. Namun itu tidak cukup. Sebab,Sekolah tingkat Menengah yang ada hanya sedikit dan tidak bisa menampung semua siswa lulusan sekolah dasar tersebut.

"Kita perlu melakukan langkah langkah yang oke untuk mengupgrade kualitas SDM. Kedepan, kita memasuki revolusi industri 4.0. Banyak pakar bilang, orang hidup itu karena punya sumberdaya alam. Kedua, bisa hidup juga kalau memiliki kompetensi," kata Apolo di Kantor Gubernur Papua Barat, Rabu (10/10).

Apolo mencontohkan akses pendidikan yang minim masih terjadi di Kabupaten Pegunungan Intan. Apolo mengatakan hampir di setiap distrik memang sudah tersedia SD. Namun SMP hanya ada 2 di distrik Oksibil.

Sedangkan anak anak lulusan SMP juga hanya bisa memasuki satu SMA yang ada di kabupaten. Kondisi ini kemudian membuat anak usia sekolah semakin terdegredasi jumlahnya. Tak heran jika masyarakat Papua yang masih tidak memiliki latar belakang pendidikan jumlahnya cukup banyak.

"Semua kampung ada SD, tapi SMP dikit, SMA nya di ibu kota kabupaten. SD nya 18 ribu, tapi yang SMP itu cuman 70 anak. lalu yang ke SMA 30 - 40 anak aja. yang bisa ke PT udah saja tinggal sedikit," ujar Apolo.

Padahal, kata Apolo boleh jadi Papua dan Papua Barat merupakan provinsi yang memiliki potensi sumberdaya alam yang baik. Kekayaan SDA yang ada di Papua dan Papua Barat harusnya bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat. Namun, seiring berjalannya waktu keterbatasan kualitas SDM menjadi salah satu tantangan tersendiri yang belum juga beres hingga saat ini.

Apolo mengatakan dari 3 juta masyarakat papua, 1/10 nya merupakan anak usia sekolah. Sekitar 24 ribu saat ini tercatat sebagai mahasiswa Universitas Cendrawasih. Kampus lainnya, ada sekitar 6 ribu mahasiswa. Total dari 1/10 anak muda tersebuthanya 330 anak. "Total itu ada 330 ribu mungkin ada di kuliah di jawa, luar negeri, atau sisanya gak dapat kesempatan itu," ujar Apolo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement