Senin 08 Oct 2018 09:57 WIB

Bantuan Tenda Kemenag untuk Kegiatan Belajar Madrasah

Kemenag melakukan tiga tahapan penanganan korban gempa NTB.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Sejumlah anak bermain di tenda darurat di tempat penampungan pengungsi korban gempa bumi di Pemenang, Lombok Utara, Lombok Utara, NTB.
Foto: Zabur Karuru/Antara
Sejumlah anak bermain di tenda darurat di tempat penampungan pengungsi korban gempa bumi di Pemenang, Lombok Utara, Lombok Utara, NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 120 bantuan tenda bagi korban bencana di Lombok telah diberikan oleh Kementerian Agama (Kemenag). Tenda-tenda ini pun dimanfaatkan oleh sejumlah madrasah, pesantren, dan kampus UIN Mataram, Nusa Tenggara Barat agar kegiatan belajar dan kuliah tetap berjalan.

Sebanyak 50 tenda digunakan untuk perkuliahan UIN Mataram. Sementara sisanya dimanfaatkan untuk kegiatan belajar-mengajar siswa madrasah dan santri pesantren yang dipusatkan di Kanwil Kemenag NTB.

"Alhamdulillah sudah dimanfaatkan untuk kegiatan perkuliahan di UIN Mataram. Termasuk juga 70 tenda yang diberikan ke Kakanwil NTB untuk sarana belajar mengajar di madrasah dan pesantren. Tenda ini jadi kelas sementara," ujar Kepala Biro Umum Syafrizal dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Senin (8/10).

Tenda yang digunakan untuk kelas sementara ini berukuran 6x14 meter. Setiap tenda mampu menampung 40 siswa atau mahasiswa untuk belajar. Dengan adanya tenda ini, proses belajar mengajar tetap berjalan tanpa kendala.

"Seluruh tenda merupakan bantuan dari PNS Kemenag," lanjutnya.

Kemenag melakukan tiga tahapan penanganan korban terdampak musibah gempa NTB. Langkah pertama adalah penggalangan dan penyaluran dana bantuan.

Total terkumpul Rp 14,2 miliar dana bantuan dari keluarga besar PNS Kemenag, serta Rp 2,9 miliar dari petugas dan jamaah haji 2018. Dari dana bantuan tersebut, sebanyak Rp 5,15 miliar sudah disalurkan

Langkah kedua adalah proses rehabilitasi atau rekonstruksi melalui mekanisme revisi anggaran. Total terhimpun dana Rp 125 miliar yang akan dialokasikan untuk rehab atau rekonstruksi sarana pendidikan agama dan keagamaan, serta rumah ibadah.

Adapun tahap ketiga adalah program pemulihan yang anggaran dan pelaksanannya akan dilakukan pada 2019. Fokusnya adalah pembangunan kembali gedung dan sarana pendidikan, serta rumah ibadah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement