Sabtu 06 Oct 2018 09:11 WIB

Mendikbud: Semua Sekolah Wajib Terima Anak Pengungsi

Mendikbud meninjau langsung beberapa fasilitas pendidikan terdampak gempa.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Muhammad Hafil
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhajir Effendy tiba di Palu, Sabtu (6/10). Mendikbud akan meninjau beberapa fasilitas pendidikan, serta kondisi peserta didik, tenaga pendidik, dan kependidikan terdampak bencana gempa dan tsunami, di Kota Palu dan Donggala.
Foto: Gumanti Awaliyah/Republika
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhajir Effendy tiba di Palu, Sabtu (6/10). Mendikbud akan meninjau beberapa fasilitas pendidikan, serta kondisi peserta didik, tenaga pendidik, dan kependidikan terdampak bencana gempa dan tsunami, di Kota Palu dan Donggala.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menginstruksikan agar semua sekolah dasar dan menengah di Indonesia menerima anak korban gempa dan tsunami Palu, Sigi dan Donggala yang mengungsi ke satu daerah. Tidak hanya untuk sementara, bahkan jika anak memutuskan untuk pindah permanen harus dilayani.

"Semua sekolah di mana saja itu berada, mau di Jakarta, Makassar, semua saya minta untuk bersedia menerima anak-anak dalam status pengungsi," kata Muhadjir saat meninjau kondisi pasca gempa di Palu, Sabtu (6/10).

Dia mengatakan, tidak ada proses atau skema khusus bagi anak pengungsi tersebut jika akan melanjutkan sekolah di kota lain. Cukup lapor identitas diri, karena semua data siswa di seluruh Indonesia telah tercantum di data pokok pendidikan (Dapodik).

"Jadi mereka akan langsung muncul (identitas) di dapodik, walaupun ada di Jakarta atau lainnya," kata Muhadjir. Selain itu dia juga mendorong agar sekolah-sekolah swasta juga mau menerima anak-anak pengungsi.

"Seperti Muhammadiyah sudah juga sudah ada statemen kesediaan untuk bantu," jelas Muhadjir.

Hari ini Sabtu (6/10), Mendikbud meninjau beberapa fasilitas pendidikan, serta kondisi peserta didik, tenaga pendidik, dan kependidikan terdampak bencana gempa dan tsunami, di Kota Palu dan Donggala. Tim Kemendikbud juga menyiapkan bantuan pendidikan untuk korban bencana antara lain pendirian tenda untuk digunakan sebagai ruang kelas darurat, pengiriman tim pemulihan trauma untuk pendampingan psikologis, rehabilitasi sekolah, dan tunjangan khusus bagi guru yang menjadi korban bencana.

Saat ini tim Kemendikbud terus melakukan pendataan kerusakan fasilitas pendidikan akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Sebelumnya, Muhadjir menyatakan setidaknya 600-an gedung sekolah rusak, lalu sebanyak 3.051 ruang kelas di ratusan sekolah itu mengalami kerusakan, dan 1.460 di antaranya dinyatakan rusak berat.

Gerak cepat penanganan pascagempa dan tsunami diharapkan dapat segera memulihkan kondisi Sulawesi Tengah. Muhadjir berharap agar kegiatan belajar tidak terlalu lama berhenti. Kelas-kelas darurat akan segera disiapkan bersama dengan berbagai relawan dan lembaga masyarakat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement