Ahad 02 Sep 2018 15:45 WIB

Mapel Informatika Harus Jawab Tantangan Era Digital

Informatika bukan mengajarkan anak jadi programmer komputer.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Muhammad Hafil
Komputer Tablet
Komputer Tablet

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat pendidikan sekaligus Directur Eduspec Indonesia Indra Charismiadji meminta agar materi yang diajarkan pada mapel Informatika lebih ditingkatkan. Sehingga, mapel Informatika benar-benar bisa menjawab tantangan zaman dan meningkatkan kualitas siswa.

"Siswa sudah memasuki dunia digital, jadi kita pun harus punya mata pelajaran yang bisa menunjang itu semua. Sehingga siswa bisa berkarya di era revolusi industri 4.0," kata Indra kepada Republika.co.id, Ahad (2/9).

Indra menerangkan, mapel Informatika juga diharapkan tidak lagi memuat materi tentang bagaimana menggunakan komputer atau alat digital lain. Namun, di era sekarang mapel Informatika harus lebih pada penyelesaian masalah, berpikir kritis, bahkan materi-materi seperti halnya HOTS.

"Informatika bukan mengajarkan anak jadi programmer komputer. Tujuan utamanya anak bisa berpikir HOTS," jelas dia.

Adapun terkait kekurangan guru, dia mendorong agar guru-guru yang ada saat ini bisa terus belajar dan mengembangkan diri. Dengan begitu, diharapkan mampu memaksimalkan SDM yang terbatas.

"Katanya memang kurang, hanya ada 40 ribu guru, tapi ya guru-guru kita harus belajar dan mengembangkan diri. Harus sama-sama didorong," jelas dia.

Diketahui, Teknologi Informasi dan Komunikasi (Informatika) akhirnya akan kembali menjadi mata pelajaran (mapel), namun dengan nama baru yaitu Informatika. Rencananya, Mapel Informatika akan diterapkan di jenjang SMP dan SMA pada tahun ajaran 2019 mendatang.

Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Awalludin Tjalla mengaku, masih memiliki kendala terkait jumlah guru. Saat ini, total guru Informatika hanya 40 ribu dan guru yang tersertifikasi dan memiliki kompetensi linier hanya setengahnya atau 20 ribu guru saja.  "Jumlah itu (40 ribu guru) untuk SMP dan SMA, di satu sisi juga tidak ada penambahan guru baru," ungkap Tjalla, Ahad (2/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement