Kamis 16 Aug 2018 11:45 WIB

Mendikbud Tekankan Pentingnya Keteladanan Guru

Guru harus bisa menjadi contoh.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Muhammad Hafil
Seorang guru sedang mengajar.
Seorang guru sedang mengajar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, menekankan pentingnya keteladanan guru dan tenaga kependidikan (GTK) sebagai syarat suksesnya pendidikan. Semua guru, kata dia, harus siap menjadi teladan, baik bagi rekan sesama profesi, maupun bagi peserta didik.

"Guru harus bisa menjadi contoh, menjadi teladan. Sehingga bisa menjadi tempat bercermin kalau orang ingin mematut diri sebagai guru yang baik, guru yang hebat, bisa dijadikan contoh," kata Muhadjir melalui pesan tertulis, Jumat (16/8).

Menurut Muhadjir, problem pendidikan saat ini yaitu minimnya keteladanan. Karena itu, dia berharap agar para peserta para guru harus siap menjadi teladan di daerahnya masing-masing.

Lebih lanjut, dia mengimbau agar para guru bersungguh-sungguh menjadi pendidik yang mampu memberikan keteladanan, bukan sekadar menjadi pengajar. Karena ruh pendidikan, baginya, adalah tentang keteladanan.

"Jika guru tidak bisa menjadi teladan, maka hilanglah jati diri keguruannya. Karena itu, keteladanan inilah yang kita dorong. Bagaimana guru tampil sebagai teladan," tutur Muhadjir.

Mendikbud juga menekankan, agar para guru tidak terlalu kaku pada ketetapan kurikulum. Ia mengharapkan para kepala sekolah mampu membantu para guru memahami perannya sebagai pendidik, bukan sekadar pengajar.

"Pembelajaran yang diterapkan di sekolah harus lah fleksibel. Serta mampu memberikan ruang yang cukup untuk pengembangan," jelas dia.

Sebelumnya, Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rasyidi mengatakan, sebagai makhluk sosial guru tidak akan lepas dari pengaruh lingkungan dan komunitas. Karenanya dia pun mengaku, selama ini ada guru yang secara tidak langsung telah menyisipkan paham eksklusif kepada siswa dalam proses pembelajaran di kelas.

Untuk meminimalisasi hal tersebut, Unifah mengusulkan agar kementerian terkait betul-betul menyeleksi calon guru. Mulai dari pandangan calon guru, hingga nasionalismenya.

"Intinya kami PGRI ingin mengajak semua tenaga pendidik dan sekolah bisa mewujudkan ruang yang inklusif bagi siswa," ungkap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement