Ahad 12 Aug 2018 19:09 WIB

Malaysia Pelajari Pengelolaan Madrasah Mu'allimin Yogyakarta

Ketujuh lembaga dari Malaysia tersebut akan melakukan berbagai kegiatan.

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Yusuf Assidiq
Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Foto: Dokumen.
Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Sebanyak tujuh lembaga dari Malaysia akan mempelajari lebih cermat terkait model pengelolaan madrasah dan sekaligus mendiskusikan model perkaderan pimpinan Muhammadiyah melalui lembaga pendidikan. Dalam hal ini Muallimin Muhammadiyah.

Hal itu disampaikan Direktur Madrasah Muallimin Muhammadiyah, Aly Aulia, Ahad (12/8). Ketujuh lembaga tersebut adalah WADAH, ABIM, PKPIM, YTP, KDH, SERI, serta SEMI.

Kunjungan tiga lembaga selama tiga hari (12-14/8) dipimpin langsung oleh Presiden WADAH Datuk Haji Ahmad Azam Bin Ab Rahman. Rombongan berjumlah 22 orang dan diterima langsung oleh Direktur Muallimin Aly Aulia, yang didampingi Ketua BPH Muallimin-Muallimat dan juga Sekretaris PP  Muhammadiyah Agung Danarto di Graha Suara Muhammadiyah.

Selama kunjungan, ketujuh lembaga dari Malaysia tersebut akan melakukan berbagai kegiatan. Antara lain roundtable meeting dan penandatanganan kerja sama kedua belah pihak terkait dengan pengembangan kompetensi tenaga pendidik maupun tenaga kependididkan sekaligus pertukaran pelajar.

Lebih lanjut, Aly menjelaskan Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta adalah sekolah kader di bawah Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 1918. Ditegaskan, kiprah madrasah ini sudah dirasakan keberadaannya oleh semua golongan.

Tidak hanya oleh warga persyarikan saja akan tetapi lebih dari itu. Kiprah para siswa dan para alumninya juga sudah melintasi zaman. Hal ini sesuai dengan usia yang telah di punya oleh madrasah,” ujar dia.

Pada 2018, lanjutnya,  Madrasah Muallimin genap berusia 100 tahun. Diakui, dalam usia ini tentu sudah banyak yang dilakukan madrasah, baik itu untuk kepentingan dan kemajuan Muhammadiyah maupun untuk Indonesia.

Dalam perjalanannya, model pengembangan jaringan baik dengan lembaga Muhammadiyah maupun lembaga non Muhammadiyah juga terus dilaksanakan. Bahkan saat ini pengembangan jaringan dilakukan dengan berbagai lembaga lain baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement