Ahad 05 Aug 2018 07:15 WIB

Guru Indonesia Ikuti Pelatihan Bahasa Arab di Ummul Qura

Universitas memberikan kesempatan kepada muslim dari berbagai negara.

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Muhammad Hafil
Buku-buku berbahasa Arab. Ilustrasi
Foto: Flickr
Buku-buku berbahasa Arab. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Erdy Nasrul, Wartawan Republika.co.id dari Makkah

Makkah -- Sejumlah guru bahasa Arab asal Indonesia mengikuti pelatihan bahasa Arab di Universitas Ummul Qura Makkah. Mereka bergabung bersama peserta lainnya yang berasal dari Senegal.

Program bernama daurah shoifiyah (program kursus musim panas) itu berlangsung selama 40 hari. Dekan Institut Pengajaran Bahasa Arab Dr Hasan Bukhori, mengatakan, program pelatihan ini menyajikan sarana pengajaran, peningkatan kompetensi para guru Bahasa Arab yang berasal dari negara-negara non-Arab.

Tak hanya belajar di dalam kelas, peserta juga mengikuti wisata budaya dengan mengunjungi sejumlah tempat bersejarah. Mereka juga menghadiri sejumlah pertemuan untuk mengenal lebih dekat peradaban Negara Saudi dan berbagai upayanya dalam melayani dua Tanah Suci: Makkah dan Madinah.

“Hingga memasuki tahun ke sepuluh ini, jumlah peserta pelatihan dari Indonesia telah mencapai 180 orang,” kata Hasan Bukhori, dalam keterangan tertulis dari Konsulat Jenderal RI di Jeddah pada Sabtu (4/8) malam.

Perwakilan rombongan peserta dari Indonesia, DR Aminullah menyampaikan apresiasi kepada Pelayan Dua Kota Suci, Raja Salman Bin Abdul Aziz as-Saud, Rektor Univeristas Umul Qura Prof Dr Abdullah Bin Omar Bafail, dan segenap jajaran pejabat Univeristas. Mereka telah memberikan kesempatan kepada Muslim dari berbagai negara mengikuti program pelatihan.

Konsul Jenderal(Konjen) RI Jeddah, Mohamad Hery Saripudin yang menghadiri acara penutupan program tersebut mengapresiasi Universitas Ummul Qura yang secara konsisten hingga tahun ke-10 memberikan kesempatan bagi para guru dari Indonesia mengikuti program peningkatan kompetensi Bahasa Arab. “Anggaplah mereka anak-anak didik Bapak di sini,” ucap Konjen kepada Dekan yang juga dosen studi Islam itu.

Konjen juga menyampaikan,  pihaknya juga menyelenggarakan kursus Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) selama tiga bulan. Hery menawarkan kerja sama dengan pihak Universitas sekiranya memungkinkan membuka program BIPA untuk civitas akademik dan para mahasiswa, khususnya mereka yang kerap terlibat dalam pelayanan jamaah haji Indonesia.

Seorang peserta daurah, Muhammad Nabhan Perdana, mengaku memperoleh wawasan baru seputar pengajaran bahasa Arab. "Saya pribadi mendapatkan teori-teori baru dalam pengajara bahasa Arab, khususnya bagi non-native speaker,” ujar guru Bahasa Arab di Pondok Pesantren Darun Najat Bumiayu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement