REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- SD Muhammadiyah Mantaran mengadakan pawai kostum untuk menutup MOS atau Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Kegiatan bertajuk Kreativitas Tanpa Batas itu sekaligus jadi penghargaan karya-karya siswa pada hari kedua MPLS.
"Juga mengenalkan lingkungan luar sekolah setelah sebelumnya siswa baru mengenal lingkungan internal sekolah," kata Ketua Pawai MPLS, SImiati Sholikha, Kamis (19/7).
Dimulai pukul 08.00, pawai dilaksanakan ke sepanjang Jalan Turi kilometer tiga. Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Mantaran, Khoiry Nuria menuturkan, ini jadi ciri khas sekolah-sekolah model Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM).
Pawai kostum yang digelar SD Muhammadiyah Mantaran di sepanjang Jalan Turi, Kamis (19/7). (Wahyu Suryana / Republika)
Ia mengatakan, pawai kostum tidak cuma dilakukan siswa-siswa, melainkan guru-guru yang tidak kalah heboh mengenakan beragam kostum. Hal itu semakin memanjakan tiap pasang mata yang melihat.
"Siswa tiap kelas mengenakan kostum yang berwarna-warni dan bervariasi sesuai tema per kelas," ujar Nuri.
Mulai tema buah dan hewan terbang dari kelas satu, wayang dari kelas dua, prajurit dari kelas tiga, kostum unik plastik dari kelas empat, manusia kardus dari kelas lima, serta atlet dan gunungan dari kelas enam.
Kemeriahan pawai ditambah gegep gempita iringan musik drumband. Harapannya, pawai ta'aruf mampu memberikan semangat dan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa-siswa SD Muhammadiyah Mantaran memasuki tahun ajaran baru.
Pawai kostum yang digelar SD Muhammadiyah Mantaran di sepanjang Jalan Turi, Kamis (19/7). (Wahyu Suryana / Republika)
Ikuti Whatsapp Channel Republika
