Rabu 11 Jul 2018 16:11 WIB

Kang Emil 'Sakit Hati' karena Sistem Zonasi

Anaknya tak bisa masuk sekolah favorit yang diidam-idamkan.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Esthi Maharani
Calon Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil
Foto: Republika TV/Fakhtar Khairon
Calon Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Penerimaan peserta didik baru (PPDB) menggunakan sistem zonasi membuat calon gubernur terpilih Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK), “sakit hati”. Hal itu lantaran anaknya turut menjadi "korban" sistem zonasi. Anaknya tak bisa masuk sekolah favorit yang diidam-idamkan karena tidak berada di zona yang ditetapkan pemerintah daerah.

“Zara, anak perempuan saya, NEM-nya bagus dan mendaftar ke SMPN 2 Bandung. Namun, ia tidak diterima karena tergeser oleh kuota sistem zonasi PPDB Kota Bandung versi awal, sebelum yang sekarang. Zara tidak terima. Ia merasa ini tidak adil. Ia menangis dan bertanya-tanya. Saya pun sebagai ayahnya ikut patah hati,” tulis pria yang akrab disapa Kang Emil dalam akun Instagram pribadinya, Rabu (11/7).

Kendati merasakan kekecewaan dan kesedihan sang putri Camillia Laetitia Azzahra, Kang Emil mencoba menenangkan anak bungsunya itu. Ia menjelaskan perihal aturan sistem zonasi agar putrinya mengerti.

“Namun, setelah saya terangkan perlahan bahwa itu adalah sebuah peraturan yang harus kita hormati. Dan, hidup yang mulia adalah hidup yang taat aturan dan syariat, akhirnya ia berhenti menangis dan mencoba paham,” ujar Kang Emil.

Kegagalan putrinya itu sempat mendapat pertanyaan dari warga, Kang Emil sebagai Wali Kota Bandung tentu bisa “menyelipkan” anaknya di sekolah tersebut. Namun, ia hanya mengabaikan pertanyaan-pertanyaan itu. Sebab, ia tak ingin putrinya membenarkan tindakan yang tak tepat dari ayahnya itu.

“Saya diskusikan panjang dengan Bu Cinta. Dan, kami pun sepakat, kami taati aturan aja walau pahit. Apa jadinya jika saya ikutan melanggar aturan diam-diam. Nilai hidup apa yang akan menempel seumur hidupnya Zara, jika ia kami paksa masuk dengan cara yang tidak baik. Maka, pastilah ia akan meyakini bahwa berbohong itu boleh, demi sebuah tujuan. Nauzubillah,” tulis RK.

Saat ini, ia mengatakan, putrinya mulai beranjak dari kesedihan dengan mencari sekolah swasta. Kang Emil berharap ada hikmah dari peristiwa yang menimpa putri bungsunya itu.

“Semoga ini menjadi hikmah bahwa mungkin kita tidak menyukai sebuah aturan yang membuat kita di pihak yang kalah. Namun, aturan tetaplah aturan. Mari kita hormati,” ujar dia.

Kang Emil beranggapan kesuksesan dan masa depan seorang anak tidak selalu ditentukan dengan bersekolah di negeri atau favorit. Sebab, ia meyakini, kesuksesan datang dari bagaimana seseorang berdamai dengan takdir dan menyiasatinya dengan ikhtiar dan doa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement