Selasa 29 May 2018 09:23 WIB

1.000 Guru Ikut Training Motivasi ABCo

Mereka berasal dari seluruh Indonesia.

Suasana training motivasi
Foto: Dok ABCo
Suasana training motivasi "Guru Tangguh Berhati Cahaya"..

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK --  ABCo Sugesti Motivatindo menyelenggarakan training motivasi “Guru Tangguh Berhati Cahaya” (GTBC) di Depok, Jawa Barat, Ahad (27/5). Training motivasi yang diadakan oleh lembaga character building tersebut diikuti sekitar 1.000 guru.

"Training motivasi Guru Tangguh Berhati Cahaya ini dihadiri lebih dari 1.000 peserta dari seluruh Indonesia. Ada yang berasal dari  Papua, Batam, Lampung Selatan, Bengkulu, Karawang, Cilacap, Tasikmalaya, Bandung dan sekitarnya serta Jabodetabek. Dan kami berharap, sepulang dari acara ini mereka mendapatkan manfaat bahkan nilai-nilai yang bisa dipraktikkan bersama dengan anak didik mereka,” kata Koordinator Panitia, Lili Marliyuana melalui rilis yang dikirimkan kepada Republika.co.id, Senin (28/5).

Direktur Utama ABCo Sugesti Motivatindo, Aris Ahmad Jaya mengatakan, training ini untuk meningkatkan kapasitas diri para guru.  Sehingga, mereka  layak menjadi sosok yang dicintai dan dirindukan oleh putra-putri didiknya.

“Event ini merupakan bukti bakti dan ungkapan terima kasih Aris Ahmad Jaya dan tim ABCo Sugesti kepada para guru dan pendidik Indonesia yang selama ini telah memberikan momentum dan kepercayaan kepada kami. Juga berkah Ramadhan sebagai bulan berbagi dan bulan silaturahim,” ujar Aris yang juga trainer kegiatan ini.

Ia mengemukakan, materi yang diperoleh peserta adalah bagaimana menjadi guru yang menarik dan menyenangkan, bagaimana mendidik dengan keteladanan dan cinta, praktek metode GTBC, dan spiritual transformation healing untuk permasalahan siswa (kecanduan gadget dan phobia mata pelajaran tertentu).

“Alumni GTBC akan dibina hingga sampai benar-benar menjadi guru-guru yang menginspirasi dan ke depan akan dilakukan sinergi-sinergi memberi,” tuturnya.

Di tengah acara, ditampilkan hiburan persembahan anak-anak istimewa binaan Rumah Autis Indonesia, yang digandengkan penyampaian santunan dari para peserta dalam beragam bentuknya (bentuk uang, pakaian, kerudung, dan lainnya). “Anak-anak istimewa ini sebagian besar dari keluarga tidak mampu,” ungkap Aris Ahmad Jaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement