Selasa 08 May 2018 23:05 WIB

Pasca-UN, Kemendikbud Janji Benahi Kualitas Guru

Selama dua tahun terakhir, Kemendikbud telah fokus melatih guru-guru.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Ratna Puspita
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Totok Suprayitno (tengah), memperlihatkan bagian buku sekolah elektronik (BSE) IPS SD kelas VI yang menuliskan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, kepada sejumlah media saat menggelar konferensi pers di kompleks Kemendikbud, Kamis (14/12).
Foto: Republika/Gumanti Awaliyah
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Totok Suprayitno (tengah), memperlihatkan bagian buku sekolah elektronik (BSE) IPS SD kelas VI yang menuliskan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, kepada sejumlah media saat menggelar konferensi pers di kompleks Kemendikbud, Kamis (14/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berjanji menindaklanjuti hasil Ujian Nasional (UN) jenjang SMA atau SMK sederajat dengan terus melakukan perbaikan. Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Hamid Muhammad, dua fokus utama yang akan diperbaiki, yaitu tenaga kependidikan dan sarana prasana.

Hamid mengungkapkan, selama dua tahun terakhir, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah telah fokus melatih guru-guru. Khususnya, dia mengatakan, melatih dan mendorong guru-guru agar tidak hanya menguasai materi pelajaran, tetapi juga aplikasi, hingga konsep penalarannya.

"Jadi distorsi-distorsi pengukuran akan capaian siswa makindapat dikurangi, karena hasil UN tersebut bisa dijadikan pijakan yang lebihmeyakinkan untuk perbaikan kualitas pendidikan ke depan," kata Hamid di gedungA Kemendikbud, Jakarta, Selasa (8/5).

Selain itu, lanjut Hamid, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan juga telah meminta Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud untuk menyiapkan tim untuk memasukkan materi dan penilaian berbasis HOTS ke dalam modul pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) guru terbaru. Dengan demikian, dia berharap, program pelatihan dan pengenalansoal HOTS kepada guru-guru semakin meluas.

Untuk pembenahan sarana dan prasana, kata Hamid, Kemendikbud secara berkala terus melakukan perbaikan dan pengadaan. Menurut Hamid, pascaevaluasi UN tahun 2018 ini, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah fokus pada pembenahan sarana dan prasana daerah dan sekolah yang memiliki nilai rerata rendah.

Dia mengatakan Kemendikbud akan mengevaluasi sarana dan prasarana sekolah-sekolah yang punya nilai di bawah standar. "Gimana laboratoriumnya, kelasnya, dan sarana penunjangpendidikan lainnya apakah ada atau tidak,apakah sudah rusak atau gimana? Itubisa jadi akan jadi program afirmasi," kata Hamid yang juga menjabat sebagai Plt Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy berharap, semua pihak menjadikan hasil analisis UN sebagai salah satu alat refleksi dan acuan untuk peningkatan mutu pendidikan. "Saya berharap kepada kepala dinas pendidikan, guru, kepala sekolah, dan pengawas menjadikan hasil analisis ujian sebagai cermin yang jujur, dan yang terpenting dapat menjadi pendorong perbaikan mutu pembelajaran," pesan Mendikbud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement