Selasa 03 Apr 2018 09:49 WIB

Guru TK DKI Ikuti Seminar Internasional Autis di Malaysia

Sekolah dan orang tua harus peka terhadap persoalan autisme.

Para guru TK dari DKI Jakarta, peserta seminar internasional autis di Johor, Malaysia.
Foto: Dok Alifa
Para guru TK dari DKI Jakarta, peserta seminar internasional autis di Johor, Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebanyak delapan guru Taman Kanak-kanak (TK) DKI Jakarta mengikuti seminar internasional autis yang digelar di Johor,  Malaysia, 29-31 Maret 2018.

Mereka adalah  Eka Putri Handayani dan Erna Yusnita dari (TK Islam  Alifa), Atih kurniati (TK Kreativitas Anak Indonesia ), Iryanti (TK Nusa Indah II), Boky Nur Astuti  (TK Cikal), Yeni Nuraeni (TK IT Buah Hati),  Wiwin  Muhyi  Susanti (TK Gladi Siwi), dan Siti Mawati (TK Dewi Sartika).

Kegiatan bertema “Johor Autism Summit” (JAS) 2018 diadakan oleh Hospital Penawar Johor. Seminar tersebut mengundang   pemateri dari beberapa negara,  termasuk dari Indonesia.

Pembicara dari Indonesia adalah dosen Uhamka  Jakarta,  Dony Darma Sagita. Ia membawakan paper  tentang sekolah inklusi di DKI Jakarta. Pembicara lainnya adalah Eka Putri Handayani yang juga aktif  sebagai  peneliti Indonesia Bermutu (IB) dan pimpinan Alifa Kids Centre Jakarta.

Salah seorang peserta sekaligus pembicara, Eka Putri Handayani mengatakan, seminar tersebut diisi penyampaian materi dan diskusi tentang autisme. “Di antaranya ada materi tentang pengenalan anak autis, pendekatan pembelajaran terhadap anak autis, pengasuhan dan pendampingan anak autis, konseling terhadap anak autis dan berbagai topik lainnya,” kata Eka Putri melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (3/4).

 

Kemudian workshop tentang therapy (terapi)  terhadap anak autis, seperti Sensory  Therapy, terapi Cognitive dan Sosial Skills, terapi  Activities of Daily Living (ADL), persiapan  sekolah dalam penerimaan anak autis, therapy bahasa, penanganan  anak autis dan lainnya.

Para guru TK dari DKI Jakarta, kata Eka,  terlihat sangat antusias  mengikuti kegiatan tersebut dari hari pertama sampai hari terakhir. “Seminar ini sangat luar biasa. Kami memperoleh banyak pelajaran dan ilmu yang dapat kami kembangkan di sekolah,” ujarnya.

Menurut dia,  belum pernah di Indonesia dilakukan kegiatan seperti ini terutama dalam menyikapi topik autis. Misalnya, bagaimana mengubah pandangan orang tua yang memiliki anak autis, pola asuh terhadap anak autis, pendampingan anak autis di sekolah. “Selama ini di ketahui bahwa pola asuh dan pendampingan terhadap anak autis di Indonesia belum maksimal,” tutur Eka.

Semua peserta, kata Eka, sepakat untuk menerapkan ilmu yang mereka dapat di Malaysia tersebut di sekolahnya masing-masing. “Kami ingin menerapkan ilmu dan pembelajaran yang kami  dapatkan  dari kegiatan seminar  tersebut di Indonesia, dimulai dari  sekolah tempat kami mengajar. Sehingga,  sekolah  peka terhadap permasalahan anak autis ini,” tutur Eka Putri Handayani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement