Sabtu 31 Mar 2018 14:33 WIB

Kemendikbud Gandeng Kine Klub UMM Gelar Nobar Film Sejarah

Film Indonesia semaki baik dari segi kualitas dan kuantitas

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Esthi Maharani
Hari Film Nasional
Foto: duniaperpustakaan.com
Hari Film Nasional

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Menyambut perayaan Hari Film Nasional ke-68 pada Jumat (30/3), Kine Klub Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan nonton bareng film sejarah. Dihadiri Staff Khusus Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud) bidang Komunikasi Publik Nasrullah, acara dilaksanakan di Helipad Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Dalam sambutannya, Nasrullah menjelaskan, film merupakan produk budaya yang harus dijaga dan terus dilestarikan sebagai bentuk penguatan karakter bangsa. "Kemendikbud menjadikan film sebagai produk budaya, sebagai bentuk penguatan karakter bangsa," ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (30/3).

Selain itu, Nasrullah juga mendukung produk-produk film buatan mahasiswa UMM yang bergabung di Kine Klub atau secara perseorangan. Menurutnya, masa depan perfilman Indonesia menunjukkan hal yang semakin baik dari segi kualitas dan kuantitas.

Film adalah produk ekonomi kreatif yang menjadi magnet baru untuk melahirkan sineas muda di Malang khusunya. "Era saat ini profesi-profesi kreatif akan terus mendominasi perkembangan perekonomian nasional salah satunya adalah film," ucap Nasrullah.

Menggandeng Pusat Pengembangan Film (Pusbang Film Kemendikbud RI) dan PPPPTK PKn dan IPS, acara yang dikemas dalam kegiatan Nonbar film Ketika Bung di Ende ini mendapat antusiasme luar biasa dari mahasiswa UMM dan masyarakat umum.

Salah satu masyarakat umum yang hadir, Yuhalisana Kusuma Wardhani, mengaku tertarik hadir dalam kegiatan ini karena sangat menggemari film bertemakan sejarah. "Memang sengaja datang ke UMM untuk nonton film sejarah ini apalagi nonton bareng Pusbangfilm," katanya.

Melalui penayangan film-film bergenre sejarah seperti ini diharapkan dapat memperkuat nasionalisme yang dimiliki oleh pemuda khusunya mahasiswa.

Ketua Umum Kine Klub UMM Hafidz Alamudi menjelaskan, dipilihnya film Ketika Bung di Ende ini merupakan upaya untuk mengingatkan kembali kepada seluruh pemuda bahwa Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika dan melalui film karakter bangsa akan semakin kuat.

"Penayangan film ini sebagai bentuk upaya kita untuk memperkenalkan pada khalayak bahwa film dapat menjadi saran penguatan karakter bangsa," ucap Hafidz.

Film Ketika Bung di Ende merupakan film yang digarap oleh Kemendikbud sebagai bentuk apresiasi kepada Proklamator Indonesia Soekarno sekaligus sebagai bentuk unjuk gigi bahwa melalui pertunjukkan drama yang merupakan salah satu adegan dalam film ini masyarakat Indonesia bisa menjadi kuat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement