Rabu 14 Feb 2018 10:56 WIB

18 SMK akan Diubah Menjadi SMK Perfilman

Kemendikbud menggandeng Pusbangfilm untuk perubahan SMK.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nur Aini
Siswa SMK (ilustrasi)
Foto: Antara
Siswa SMK (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 18 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) akan segera direvitalisasi menjadi SMK perfilman tahun ini. Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbangfilm) bekerja sama dengan Direktorat Pembinaan SMK Kemendikbud sedang menyiapkan mekanisme bantuan teknis dan nonteknis untuk mendorong peningkatan kapasitas SMK tersebut.

"Kemendikbud, dalam hal ini Pusbangfilm dan Direktorat Pembinaan SMK dapat memberikan pembinaan kepada SMK di bidang broadcasting agar dapat menyediakan tenaga perfilman yang berkualitas," kata Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi melalui siaran pers kepada Republika.co.id, Rabu (14/7).

Menurut Didik, dari hasil pemetaan saat ini terdapat 112 SMK yang memiliki jurusan atau peminatan broadcasting yang dapat dikembangkan menjadi SMK bidang perfilman. Kemendikbud akan memastikan pengembangan kapasitas SMK tersebut dapat menjawab tantangan perfilman nasional, khususnya dalam menghadapi era persaingan global. Hal ini sejalan dengan pengembangan salah satu sektor prioritas pemerintah, yaitu industri kreatif.

"Jangan sampai nanti tenaga-tenaga perfilman nasional kita diisi oleh tenaga dari negara-negara tetangga," ujar Didik.

Menurutnya, Indonesia akan menjadi pasar perfilman yang menjanjikan. Didik berharap selain menjadi pasar, Indonesia juga dapat memiliki industri perfilman yang dapat disejajarkan dengan negara seperti India dengan Bollywood, atau Amerika Serikat dengan Hollywood.

Sejalan dengan upaya pengingkatan kuantitas produksi film lokal dan jumlah penonton, peningkatan kualitas perfilman nasional juga terus dilakukan. Beragam kerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya pemerintah daerah terkait proses produksi film sampai penyediaan tenaga terampil di level 3 sesuai Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) melalui SMK yang kewenangan pengelolaannya berada di bawah pemerintah provinsi.

"Saat ini jumlah penonton film Indonesia sudah meningkat cukup signifikan. Sebelum ada Pusbangfilm kita ketahui jumlah penonton sekitar enam belas juta per tahun. Sekarang sudah mencapai empat puluh dua juta per tahun. Ini harus kita jaga dan tingkatkan," kata Didik.

Sementara itu, aktris senior Niniek L. Karim mengapresiasi kinerja pemerintah dalam menggairahkan industri perfilman nasional. Menurutnya, Pusbangfilm harus dapat berperan dalam meningkatkan kerja sama dan hubungan baik antar pemangku kepentingan perfilman nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement