Senin 12 Feb 2018 09:09 WIB

Mahasiswa Asia Jarang 'Tampil' di Kelas

Mahasiswa Asia lebih sering duduk dan diam di kelas

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
Mahasiswa asing / Ilustasi
Foto: Dokumen
Mahasiswa asing / Ilustasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Profesor di UC Santa Barbara, Kim HS menerbitkan sebuah penelitian di Journal of Personality & Social Psychology. Dia mencatat bahwa profesor-profesor di Amerika menaruh perhatian pada mahasiswa-mahasiswa Asia karena mereka lebih sering duduk dan diam di kelas, serta enggan tampil dan mengungkapkan ide.

Asumsinya adalah mahasiswa perlu berani berbicara di depan kelas. Mengungkapkan ide dan gagasan membuat Anda menjadi pemikir lebih baik, mengekspresikan diri, dan membuat Anda berpikir jernih.

Dilansir dari Psychology Today, Senin (12/2), Kim mencatat, orang-orang Asia secara tradisional dalam praktik Buddha misalnya, menekankan pengembangan diri dalam diam. Orang Asia juga lebih memilih tidak menonjol sebagai individu.

Sekolah-sekolah di Amerika sering mendorong bahkan memaksa siswa-siswanya berpikir keras dan mendiskusikan sebuah permasalah dengan orang lain. Ini membantu siswa memecahkan masalah lebih baik. Skema ini berlaku untuk mahasiswa Eropa di Amerika, namun bisa menjadi bumerang bagi siswa Asia di Amerika.

Kim mengatakan pendidik di Amerika hendaknya perlu memikirkan latar belakang budaya siswa atau mahasiswa di sekolah atau kampus. Tak selayaknya semua orang diperlukan sama. Penelitian ini memberikan jawaban jelas tentang ini.

Jika kita berasumsi setiap orang berpikir dengan cara sama, kita mungkin membuat kesalahan besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement