Senin 12 Feb 2018 03:11 WIB

Peter Carey: Indonesia Harus Junjung Tinggi Budaya Sendiri

90 persen sejarah Indonesia ditulis oleh orang asing.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Andri Saubani
Peter Carey, sejarawan dan pengarang Inggris yang mengkhususkan diri dalam sejarah modern Indonesia, saat ditemui pada peresmian museum Multatuli, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Ahad (11/2).
Foto: Republika/Gumanti Awaliyah
Peter Carey, sejarawan dan pengarang Inggris yang mengkhususkan diri dalam sejarah modern Indonesia, saat ditemui pada peresmian museum Multatuli, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Ahad (11/2).

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Peter Carey, sejarawan dan pengarang Inggris yang mengkhususkan diri dalam sejarah modern Indonesia menyebutkan, penulisan sejarah Indonesia didominasi orang asing. Menurut dia, saat ini hampir 90 persen sejarawan yang fokus meneliti sejarah di Indonesia adalah orang asing.

"90 persen sejarah di Indonesia ditulis oleh orang Belanda, orang asing. Ini menjadi tantangan yang real bagi bangsa Indonesia," kata Peter ketika peresmian museum Multatuli di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Ahad (11/2).

Peter mengutarakan, setelah hampir 72 tahun merdeka, tantangan Indonesia bukan lagi berfokus pada penguatan armada atau kekuatan fisik saja. Namun, penguatan soft power harus menjadi fokus utama, khususnya menumbuhkan semangat untuk menjunjung tinggi budaya sendiri.

"Kita harus mampu menjawab pertanyaan: Siapa diri saya? Dari mana saya? Mau kemana saya pergi? Indonesia memiliki kebudayaan yang lebih menarik dari pada Korea Selatan yang kini booming dengan girlband dan boy band-nya. Kita harus bisa junjung tinggi budaya sendiri," ungkap Peter.

Sementara itu, lanjut Peter, museum Multatuli yang baru diresmikan Ahad (11/2) ini pun memiliki peran tugas mulia dan kekinian. Karena museum ini bisa menjadi pencerita mengenai masa lalu dan menjadi perubah untuk masa yang akan datang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement