Ahad 28 Jan 2018 11:05 WIB

Universitas Brawijaya Perbanyak Laboratorium Riset

UB juga terus berupaya mengembangkan hasil karya dosen dan mahasiswa.

Red: Nur Aini
Universitas Brawijaya
Foto: panoramio.com
Universitas Brawijaya

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Brawijaya (UB) Malang dalam beberapa tahun terakhir ini gencar melakukan pembangunan. Hal itu tak terkecuali membangun dan memperbanyak pengembangan laboratorium untuk riset.

Rektor UB Malang Prof M Bisri mengakui pembangunan di UB juga difokuskan untuk fasilitas pengembangan riset, yakni laboratorium. "Sekarang kami memang fokus untuk memperbanyak pengembangan laboratorium riset," ungkapnya di Malang, Jawa Timur, Ahad (28/1).

Apalagi, ujarnya, UB juga terus berupaya mengembangkan hasil karya dosen dan mahasiswa menjadi produk yang bisa membantu masyarakat. "Kalau tidak difasilitasi kan sama saja hasil riset itu nanti tidak bermanfaat bagi masyarakat luas," tuturnya.

Laboratorium yang sedang dibangun UB saat ini antara lain adalah eco green tambak di Probolinggo, laboratorium kreatif untuk vokasi industri di kampus 2, dan laboratorium listrik tenaga surya. Selain mengembangkan laboratorium, katanya, UB juga dalam proses pembangunan Rumah Sakit Gigi dan Mulut. Ini sebagai rumah sakit pembelajaran Fakultas Kedokteran Gigi yang diperkirakan selesai tiga tahun ke depan.

"Rumah sakit gigi dan mulut itu penting karena masalah yang terjadi pada gigi dan mulut bisa berdampak pada organ lain di tubuh manusia, sehingga dibutuhkan rumah sakit khusus," ujarnya.

Pembangunan fisik lainnya yang sedang dikerjakan UB adalah renovasi rumah dinas rektor yang selama ini tidak pernah ia tempati karena kondisinya sudah rusak. Renovasi tersebut dilakukan untuk mempersiapkan rumah dinas rektor baru UB yang akan menggantikan dirinya pada pertengahan 2018.

Menurut dia, rumah dinas sudah 50 persen diperbaiki dan saat ini masih terus berjalan, sehingga ketika ada rektor baru sudah bisa digunakan (ditempati). Di samping itu, juga ada pembangunan sejumlah gedung baru di beberapa fakultas utnuk perkuliahan maupun kegiatan mahasiswa. "Sebenarnya pembangunan yang kami lakukan normal-normal saja karena negara kan harus punya aset. Dari perguruan tinggi negeri asetnya ya gedung-gedung dan fasilitas bagi mahasiswa," ucapnya.

Menyinggung kemungkinan maju kembali sebagai rektor lima tahun ke depan, Bisri masih mengaku tidak akan maju lagi. "Sekarang masih kami bicarakan dengan rekan-rekan lainnya. Ada dua pilihan, apakah akan maju menjadi rektor UB atau rektor pondok, masih kami didiskusikan," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement