Sabtu 30 Dec 2017 11:12 WIB

Materi LGBT di Buku Balita, KPAI: Penerbit Sudah Minta Maaf

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Andri Saubani
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti, saat memberikan keterangan, terkait kedatangannya ke Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Senin (5/11). Retno ingin memastikan, Kemendikbud telah menelusuri video yang memperlihatkan kekerasan guru terhadap murid yang viral belum lama ini.
Foto: Republika/Gumanti Awaliyah
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti, saat memberikan keterangan, terkait kedatangannya ke Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Senin (5/11). Retno ingin memastikan, Kemendikbud telah menelusuri video yang memperlihatkan kekerasan guru terhadap murid yang viral belum lama ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerbit Pustaka Widyata memastikan, buku untuk Balita yang viral karena diduga mengkampanyekan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) telah ditarik dari pasaran. Penerbit mengakui, adanya keluputan dalam proses editing buku tersebut.

Hal itu disampaikan oleh Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan Retno Listyarti, Sabtu (30/12). Menurut dia, penerbit yang sempat mangkir dari panggilan KPAI, Kamis (28/12) lalu, akhirnya datang dan mengklarifikasi pemberitaan yang beredar.

"Saat memberikan klarifikasi kepada KPAI, penerbit cukup kooperatif. Penerbit Pustaka Widyatama menyampaikan permintaan maaf dan mengakui bahwa terjadi kesalahan pada konten atau isi buku tersebut yang tidak layak untuk diterbitkan," ujar Retno, Sabtu (30/12).

Meski begitu, Retno mengatakan, ada kemungkinan buku yang di tulis oleh Intan Noviana dan Purnama Andri Murdapa tersebut masih digunakan. Sebab, penerbit mengaku kesulitan menarik seluruh buku yang telah dibeli oleh perseorangan.

Untuk itu, dia mengimbau agar masyarakat yang memiliki buku tersebut, segera mengembalikannya kepada penerbit. Menurut Retno, penerbit pun bersedia membeli kembali buku itu dari masyarakat.

"Jadi kami imbau untuk yang sudah terlanjur dibeli perorangan, penerbit bersedia membeli kembali untuk kemudian akan dihancurkan," tegas Retno.

Menurut dia, sekitar pertengahan Januari 2018 nanti, KPAI pun akan memanggil penulis buku tersebut. Hal itu dilakukan untuk mencegah kata-kata serupa ditulis pada buku bacaan, atau bahkan pelajaran anak-anak Indonesia.

Sebelumnya, viral sebuah potret buku untuk Balita dengan judul Balita Langsung Lancar Membaca dengan metode BSB (bermain sambil belajar), yang menuliskan kata-kata yang diduga mengkampanyekan LGBT. Potret penggalan buku tersebut menyebar melalui media sosial.

Diduga, buku yang diterbitkan pada 2010 tersebut masih digunakan sejumlah pihak. Meskipun, menurut penerbit, buku tersebut telah ditarik dari pasaran sejak 2011 hingga 2012 lalu karena mendapat protes masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement