Jumat 06 Oct 2017 12:11 WIB

Pengamat: Dunia Pendidikan Alami Krisis Kecerdasan Emosional

Ilustrasi: Dunia Pendidikan
Foto: denison.edu
Ilustrasi: Dunia Pendidikan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerhati sektor pendidikan dari lembaga Wiratama Institute, Rahmawati Habie berpendapat, kasus kematian pelajar SMA Budi Luhur Bogor dalam duel ala gladiator menunjukkan dunia pendidikan nasional mengalami krisis pengembangan kecerdasan emosional.

"Saat ini dunia pendidikan di Indonesia mengalami krisis kecerdasan emosional," kata Rahmawati Habie dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (5/10).

Menurut dia, masalah yang terjadi tersebut sangat berhubungan dengan kecerdasan emosional, yaitu kemampuan untuk mengontrol emosi dengan baik dan berempati. Bila pengembangan kecerdasan emosional dilakukan dengan benar, lanjutnya, maka hal tersebut dapat membantu dan meningkatkan proses pembelajaran.

"Siswa yang memiliki kecerdasan emosi stabil, mampu mengendalikan amarah dan dapat memecahkan masalah antarpribadi sehingga secara signifikan dapat memengaruhi prestasi belajar pada setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah," paparnya.

Lebih lanjut, tambah dia, siswa pemilik kecerdasan emosional yang baik akan menjadi manusia yang bertanggung jawab sehingga guru juga merupakan faktor yang penting dalam memaksimalkan hal tersebut.

Ia mengimbau guru untuk selalu mendorong dan memotivasi siswa sehingga akan tercipta rasa tanggung jawab, empati, dan kemampuan dalam mengendalikan amarah.

Sementara itu, Pengamat Kebijakan Publik bidang Sosial Masyarakat dari Universitas Indonesia, Sri Handiman Supyansuri mengatakan, kini banyak kalangan remaja dan pemuda yang mengalami krisis pengendalian diri. Hal itu terjadi, katanya, akibat minimnya pembelajaran tentang kecerdasan emosional yang diajarkan di sekolah.

Menurut dia, sekolah saat ini cenderung hanya mengajarkan hal-hal yang sangat standar terkait pendidikan, sehingga menyulitkan siswa untuk melihat serta belajar tentang pengendalian diri.

Di sisi lain, lanjutnya, banyak keluarga yang abai terhadap pendidikan emosional anak-anaknya sehingga tidak ada figur yang bisa menjadi teladan anak dalam mengendalikan dirinya.

"Masalah kecerdasan emosional dapat dipelajari dari orangtua sendiri. Bukan dari kecanggihan teknologi. Justru tanpa didikan orangtua secara langsung, maka fasilitas teknologi hanya akan merugikan pertumbuhan kecerdasan emosional anak," papar Handiman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement