Senin 14 Aug 2017 20:54 WIB

Soal FDS, Gus Sholah Sarankan Jangan Hanya Debat di Media

Rep: Muhyiddin/ Red: Ratna Puspita
Gus Sholah
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Gus Sholah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah menanggapi polemik kebijakan full day school (FDS) atau sekolah delapan jam sehari yang keluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Menurut dia, seharusnya semua pihak duduk bersama agar tidak menjadi perdebatan yang berlarut-larut.

Gus Sholah menyarankan agar para tokoh tidak hanya berdebat lewat di koran atau media massa lainnya. “Saya pikir itu perlu duduk bersama lah ya. Ini kan sekarang orang berdebatnya di koran, berdebatnya di media gak duduk bareng. Mestinya duduk bareng lah. apa keberatannya," ujarnya saat dihubungi Republika, Senin (14/8). 

Gus Sholah melihat, FDS menjadi polemik dan menjadi ramaikan diperbincangkan lantaran ada kesalahan komunikasi antar pihak yang mendukung dan pihak yang menolak kebijakan tersebut  “Saya lihat sih ada miss komunikasi ada pemahaman yang tidak tepat. Yang satu mengatakan itu akan menghilangkan Madin (Madrasah Diniyah), yang lain bilang tidak,” ucapnya. 

Karena itu, Gus Sholah menerangkan, untuk menyelasaikan masalah ini harus duduk bersama, sehingga dapat diketahui apakah kebijakan ini benar-benar dapat mematikan Madrasah Diniyah atau tidak. Jika dianggap mematikan, lanjut dia, maka harus dicari solusinya.

“Jadi harus duduk bareng, tujuannya apa, tujuannya kan baik. Kemudian dampak negatifnya apa. Yang penting kan dampak negatifnya dihilangkan dan tujuan yang baik bisa dicapai, kan gitu," kata adik Gus Dur ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement