Senin 12 Jun 2017 23:58 WIB

Mataram Sosialisasikan Sekolah 5 Hari Sepekan

Siswa sekolah dasar negeri. (Ilustrasi)
Foto: MGROL75
Siswa sekolah dasar negeri. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mulai mensosialisasikan kebijakan pemerintah yang menetapkan lima hari sekolah dalam seminggu mulai tahun ajaran baru 2017/2018.

"Jika tidak ada perubahan maka mulai masuk sekolah tanggal 3 Juli 2017, setelah libur Lebaran dan kenaikan kelas, semua sekolah harus menerapkan lima hari sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mataram Sudenom di Mataram, Senin (12/6).

Hal itu disampaikannya, menyikapi pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Muhadjir Effendy yang memastikan kebijakan lima hari sekolah dalam seminggu akan diterapkan mulai tahun ajaran 2017-2018.

Kebijakan tersebut, merupakan bagian dari penerapan program penguatan pendidikan Karakter (P3K), sehingga akan ada perubahan-perubahan pengorganisasian pembelajaran.

Perubahan pengorganisasian pembelajaran yang dimaksud salah satunya, guru wajib berada di sekolah selama delapan jam, tidak boleh kurang.

Terkait dengan itu, saat ini Disdikbud Kota Mataram mulai menyosialisasikan kebijakan tersebut agar semua sekolah bisa mempersiapkan diri terkait dengan sumber daya manusia (SDM), fasilitas pendukung, serta perubahan terhadap silabus. 

Harapannya, pada jam siang sekolah bisa menyusun pelajaran yang memiliki unsur bermain sambil belajar agar peserta didik tidak cepat jenuh. Sebab, biasanya jam siang, anak-anak beristirahat.

Dengan demikian, lanjutnya, begitu masuk tahun ajaran baru, baik siswa maupun pihak sekolah sudah siap dengan program dan kegiatan yang disesuaikan pada jam pelajaran siang.

"Siswa akan belajar mulai pukul 07.30 WITA sampai pukul 16.00 WITA, sama halnya dengan jam kerja aparatur sipil negara (ASN), dengan delapan jam mata pelajaran," kata dia. 

Menurut dia, penerapan kebijakan lima hari sekolah di Kota Mataram tidak terlalu berat. Sebab, saat ini sudah banyak sekolah yang melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler, apalagi sekolah swasta.

"Kalau untuk di kota, kami rasa penerapan lima hari sekolah tidak terlalu berat. Mungkin, kalau sekolah-sekolah di pinggiran akan terasa," kata dia. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement