Senin 10 Apr 2017 23:21 WIB

Lintasarta dan LPIK-ITB Teken Kerja Sama Appcelerate 2017

Rep: Irwan Kelana/ Red: Agung Sasongko
Presiden Direktur Lintasarta, Arya Damar (keempat dari kiri) dan Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan ITB, Prof. Dr. Ir. Bambang Riyanto Trilaksono (kedua dari kanan) saat penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang dilaksanakan di Gedung Rektorat ITB Bandung (10/4).
Foto: Dok. Lintasarta
Presiden Direktur Lintasarta, Arya Damar (keempat dari kiri) dan Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan ITB, Prof. Dr. Ir. Bambang Riyanto Trilaksono (kedua dari kanan) saat penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang dilaksanakan di Gedung Rektorat ITB Bandung (10/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Setelah sukses dengan ajang Lintasarta Appcelerate 2016, pada tahun ini Lintasarta kembali bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung (LPIK-ITB) untuk mengadakan Appcelerate 2017. Appcelerate merupakan realisasi Program Corporate Social Responsibility (CSR) Lintasarta dalam bentuk kompetisi rencana bisnis yang berfokus pada inovasi produk berbasis aplikasi digital, seperti mobile application, yang memiliki nilai bisnis dan dapat diterapkan untuk mendukung berbagai sektor industri; perbankan, keuangan, migas, perkebunan, manufaktur, kesehatan, logistik, transportasi, kelautan, dan pariwisata.

Siaran pers Lintasarta yang diterima Republika.co.id, Senin (10/4) menyyebutkan, kerja sama Lintasarta dan LPIK-ITB diawali dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang dilaksanakan di Ruang Rapim B, Gedung Rektorat ITB Bandung, Senin (10/4). Penandatanganan. PKS ini mengawali rangkaian kegiatan Appcelerate 2017 yang akan dimulai pada April - Desember 2017.

Rangkaian kegiatan Appcelerate meliputi beberapa tahapan seleksi. Termasuk di dalamnya kegiatan inkubasi bisnis, mentoring yang meliputi kegiatan mentoring yang melibatkan pihak Lintasarta dan ITB. Dalam masa inkubasi, tim yang terpilih juga akan mendapatkan dana bantuan pengembangan produk. Pada akhir masa inkubasi, kesepuluh tim akan kembali mempresentasikan produk akhir yang telah dikembangkan. Tiga tim terbaik akan memenangkan dana dengan total ratusan juta rupiah, yang dapat digunakan untuk mengembangkan bisnis lebih lanjut.

Presiden Direktur  Lintasarta, Arya Damar mengatakan, Lintasarta Appcelerate adalah salah satu Program Corporate Social Responsibility kami di bidang pendidikan bekerja sama dengan LPiK ITB. Tujuannya untuk mengembangkan minat dan menyediakan sarana aktualisasi bagi para mahasiswa menjadi enterpreneur digital.

“Kerja sama dengan LPiK ITB juga bertujuan mendukung program pemerintah yang sedang gencar mendorong agar lembaga pendidikan mampu menghasilkan 1000 startup yang mampu memanfaatkan ekonomi digital dalam mengembangkan usahanya,” tambah Arya Damar.

Arya Damar juga berharap Program CSR Lintasarta ini dalam jangka panjang akan membantu terciptanya digital ekonomi atau e-commerce yang akan membuka lapangan kerja seiring dengan aktivitas digital ekonomi yang berbasis internet yang diharapkan terus meningkat setiap tahun.

Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan ITB, Prof Dr Ir Bambang Riyanto Trilaksono mengatakan, invensi dan inovasi dalam bidang ICT sangat penting bagi pengembangan industri ekonomi digital Indonesia saat ini dan pada masa depan. Kerjasama ITB dengan Lintasarta melalui Appcelerate diharapkan mendorong percepatan munculnya entrepreneur dan start up dalam bidang ekonomi digital, sesuai dengan visi ITB sebagai entrepreneural university,” tutur Bambang Riyanto.

Pada Appcelerate 2016 yang lalu, Kazee, BIOPS dan Winaafi keluar sebagai pemenang. Kazee merupakan produk yang berfokus untuk membantu perusahaan untuk mendengarkan dan memahami pelanggan melalui analisis percakapan pelanggan di media sosial.

BIOPS merupakan aplikasi precision farming yang menawarkan monitoring dan controlling untuk para petani greenhouse, sedangkan Winaafi adalah aplikasi sembako mart yang menawarkan kemudahan berbelanja kebutuhan sehari-hari yang mengintegrasikan antara toko kelontong lokal dengan konsumen di sekelilingnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement