Senin 10 Apr 2017 22:40 WIB

Apa Kata Siswa di Hari Pertama UNBK?

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Karta Raharja Ucu
 Siswa-siswi mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMAN 22 Jakarta, Senin (10/4).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Siswa-siswi mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMAN 22 Jakarta, Senin (10/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah siswa memberikan pendapat setelah mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di hari pertama, Senin (10/4). Siswa SMAN 88 Jakarta ada yang mengaku lebih senang memakai sistem kertas, ada juga siswa yang mengaku khawatir menggunakan komputer.

Frederic Nicolas, salah satu peserta UNBK dari SMA N 88 Jakarta mengaku sedikit khawatir ketika mengerjakan ujian. Pasalnya, kabel penyambung jaringan (LAN) yang dicolokkan ke laptopnya cukup rawan tersenggol. Apabila tersenggol dan lepas, maka otomatis koneksi akan terputus dan mengganggu jalannya ujian.

"Takut nyenggol aja, soalnya kabel LANnya kan kelihatan, kalo kendor bisa lepas terus putus (koneksi)," kata Frederic.

Namun, dari segi koneksi dan spesifikasi komputer yang dipakai, Frederic mengaku puas. Ia tidak menemukan kendala teknis berarti selama pengerjaan. "Koneksi cepat dan tidak hang," ujar dia.

Koneksi yang digunakan untuk UNBK di SMAN 88 menggunakan kabel LAN. Dengan dua buah server, 72 siswa dapat mengerjakan soal sekaligus. Server ini diawasi tiga proctor dan dua teknisi.

Menurut Andi, salah satu proktor di SMA N 88 Jakarta, server ini membutuhkan pengawasan yang ketat. Hal ini mengingat penggunaan teknologi komputer untuk mengantisipasi gangguan. "Sejauh ini semuanya berjalan dengan baik dan belum ada gangguan, semoga tidak ada," kata Andi.

Sementara, Jihan Fadhilah, salah satu siswi di SMA N 88 Jakarta mengaku lebih menyukai sistem ujian dengan komputer dan internet daripada kertas. Menurut Jihan, dengan komputer, ia tidak perlu memperhatikan hal lain seperti menghitamkan bulatan pada kertas.

"Kalau berbasis kertas kan membulatkan itu juga harus hati-hati, kalau pakai ini cukup klik," ujar siswi yang berniat mengikuti pendidikan pramugari ini.

Sependapat dengan Frederic, Jihan juga cukup puas dengan kecepatan komputer yang dipakai SMAN 88 Jakarta. Ia bahkan, mampu menyelesaikan soal dalam waktu satu jam dari total waktu dua jam yang disediakan. Ia pun harus menunggu satu jam untuk keluar ruangan yang ia manfaatkan untuk mengecek jawaban. "Alhamdulillah semuanya lancar dan koneksi cepat," kata dia.

Susila, Kepala SMAN 88 Jakarta, dalam UNBK ini, peserta tidak diperkenankan keluar ruangan ujian sebelum waktu habis. Selain itu, peserta juga menandatangani surat pernyataan sebelum ujian. "Kami merangkul orang tua dalam persiapan, dan suray pernyataan itu agar lancar dan jujur," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement