Senin 18 Jul 2016 22:16 WIB

Cerita Orang Tua Siswa di Bekasi dan Bogor pada #HariPertamaSekolah

Rep: Kabul Astuti, Rahayu Subekti/ Red: M.Iqbal
Orang tua mendampingi murid saat hari pertama sekolah di SDN Malaka Sari 04 Pagi, Jakarta Timur, Senin (18/7).Republika/Yasin Habibi
Foto: Republika/Yasin Habibi
Orang tua mendampingi murid saat hari pertama sekolah di SDN Malaka Sari 04 Pagi, Jakarta Timur, Senin (18/7).Republika/Yasin Habibi

REPUBLIKA.CO.ID,Vika (6,5 tahun) tampak malu-malu. Ia terus bergelayut memegangi ujung kain selendang ibunya yang menggendong si bungsu. Bocah mungil dengan rambut dikuncir itu masih kelihatan gegar dengan lingkungan barunya.

"Ini pengennya ditungguin, nggak mau ditinggal," ucap Ida Farida (27 tahun) sambil ekor matanya melirik sang anak, kepada //Republika//, Senin (18/7). Tidak sendiri, warga Kampung 200 Bekasi Selatan itu datang mengantarkan anaknya bersama sang suami. Suaminya menyempatkan diri ikut mengantar sebelum berangkat kerja.

Tahun ajaran baru sudah dimulai. Wajah-wajah lugu penuh rasa ingin tahu tampak malu-malu duduk di bangku, mengenakan seragam mereka yang masih baru. Pintu ruang kelas 1 SD N Margajaya II, Jalan Kemakmuran, Bekasi Selatan ramai oleh para orang tua yang mengantarkan anaknya pada hari pertama sekolah.

Selepas upacara bendera, sebagian besar siswa kelas 1 sudah duduk di bangku masing-masing. Satu-dua siswa masih enggan berpisah dari ibunya. Tampak pula beberapa orang tua menunggui di dalam kelas di samping bangku si anak.

Seorang ibu guru perempuan sedang memperkenalkan diri dengan sumringah, berusaha merebut hati anak didik barunya. Bagi Ida Farida, ini merupakan kali pertama dia mengantar anak pada hari pertama sekolah. Ida berencana mengantar sampai si anak benar-benar terbiasa di lingkungan sekolah.

Sesaat sebelumnya, sang anak sempat mau masuk ke dalam kelas. Namun, ketika Ida keluar lantaran sang suami pamit berangkat kerja, anaknya kembali ikut keluar kelas. Terpaksa Ida terus menerus berdiri di pintu ruang kelas.

Seorang anak lain bahkan tampak masih kejar-kejaran dengan orang tua lantaran sama sekali tidak mau masuk. Meski sudah ada beberapa teman bermain yang dikenal oleh anaknya di bangku TK, menurut Ida, anaknya memang pemalu kalau berada di lingkungan baru. Hal itu membuat sang ibu makin merasa perlu mengantar anak ke sekolah.

Selain menemani anak bersosialisasi di lingkungan baru, hari pertama sekolah ia gunakan untuk membangun kedekatan dengan para guru yang kelak akan menjadi orang tua anaknya di sekolah.

Dari Bogor dilaporkan, warga Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Nina Amban sudah mendaftarkan anaknya Gavrilla Spizaetus Bartelsi (6 tahun) di SDN Polisi 4 sebagai siswa baru. Hari ini, Senin (18/7), Nina mengantarkan anaknya saat hari pertama sekolah untuk pertama kalinya. “Bagi saya penting mengantar anak saat hari pertama sekolahnya, apa lagi anak saya baru masuk SD setelah dia lulus TK,” kata Nina kepada //Republika//, Senin (18/7).

Bukan karena imbauan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk mengantar anak ke sekolah lalu Nina datang juga ke SDN Polisi 4, Kota Bogor. Menurut Nina, hadirnya dia di sekolah baru penting bagi psikis anaknya. “Anak kan pasti harapannya ingin diantar orangtuanya apalagi hari pertama sekolah,” tutur Nina.

Tak hanya itu, Nina juga salah satu orangtua yang peduli bagaimana keadaan lngkungan sekolah untuk anaknya. Nina mengungkapkan dia tidak terlalu menginginkan anaknya sekolah di sekolah unggul karena beragam prestasi akademik. Dia menginginkan anaknya bisa berada di sekolah yang memang mendekatkan anak untuk belajar mencintai lingkungan.

Kenginginan tersebut membuat Nina juga perlu terjun langsung saat hari pertama sekolah untuk mengetahui kondisi sekolah tersebut. Bahkan tak hanya saat hari pertama sekolah, Nina sudah memperhatikan kiprah SDN Polisi 4, Kota Bogor sebelum mendaftarkan anaknya. “Apalagi saya punya kesibukan sendiri karena orangtua tunggal, jadi kehadiran saya saat hari pertama sekolah anak saya penting,” tutur Nina.

Meskipun begitu, Nina tidak akan terus menemani anaknya di sekolah saat belajar karena terkadang mengantar anak saat sekolah dan ditunggu hingga selesai di sekolah berdampak tidak baik. “Anak juga harus belajar mandiri sejak kecil, tidak bagus juga kadang-kadang orangtua yang menunggui anaknya di sekolah malah ngegosip,” ungkap Nina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement