Jumat 10 Apr 2015 08:44 WIB

PGRI tak Optimis Ada Perbaikan Mendasar di Dunia Pendidikan

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Hazliansyah
Ketua PGRI Sulistyo memberikan kata sambutan pada Puncak Peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-69  di Istora Senayan, Jakarta (27/11).  (Kemdikbud/Ridwan Maulana)
Ketua PGRI Sulistyo memberikan kata sambutan pada Puncak Peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-69 di Istora Senayan, Jakarta (27/11). (Kemdikbud/Ridwan Maulana)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistiyo mengaku tidak optimis akan adanya perubahan mendasar di dunia pendidikan jika tak segera dilakukan perbaikan orientasi pendidikan. Terrmasuk komitmen untuk memajukan pendidikan  dengan jelas.

"Pada Maret lalu kami bertemu Mendikbud untuk menyampaikan masalah pendidikan dan guru agar komitmen pemerintah memajukan pendidikan betul-betul nyata dan terwujud. Kami juga minta Presiden Jokowi untuk memperhatikan sarana dan prasarana sekolah yang ada," kata Sulistiyo, Kamis, (9/4).

Saat ini, terang dia, masih banyak ruang kelas yang rusak. Baik rusak berat, ringan, juga sedang. Pembiayaan pendidikan juga makin tak jelas. Biaya Operasional Sekolah (BOS) saat ini untuk kepentingan guru hanya 15 persen, tidak ada bagian untuk diberikan  ke guru honorer.

"Masih lebih baik dulu. Dulu 20 persen BOS masih bisa diberikan kepada guru sehingga ada dana untuk guru honorer," kata Sulistiyo. 

Sekarang, ujarnya, tak ada bagian untuk guru honorer. Ini artinya terjadi penurunan kesejahteraan bagi guru honorer.

Selain itu kekurangan guru SD juga tidak ada tanda-tanda untuk diberikan solusi. Kekurangan guru SD sudah mencapai 400 ribu orang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement