Kamis 26 Mar 2015 11:34 WIB

Pendidikan Kewarganegaraan Mampu Tangkal Radikalisme

Rep: c 23/ Red: Indah Wulandari
Prof Arief Rachman
Prof Arief Rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Paham liberalisme dan radikalisme mudah masuk ke Indonesia. Pendidikan kewarganegaraan diyakini mampu menangkalnya.

"Paham liberalisme dan paham-paham lain yang tidak berdasarkan nilai agama juga bisa masuk ke Indonesia dan dunia pendidikan," tutur pengamat pendidikan Arief Rachman, Kamis (26/3).

Ia menjelaskan, pelajaran kewarganegaraan di lembaga pendidikan, terutama sekolah, penting untuk mencegah dan membentengi siswa-siswi dari ajaran atau paham ekstrem, seperti ISIS. Lantaran sekolah tak hanya untuk mencerdaskan otak, tetapi juga harus memupuk rasa kebangsaan.

"Pendidikan kewarnegaraan jangan cuma dilihat seagai mata pelajaran, tapi juga bisa dipraktekkan dengan cara shalat bersama atau memakai baju pramuka, misalnya," tambah Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO itu.

Pendidikan tersebut, lanjut Arief, tidak hanya untuk siswa-siswi sekolah, tetapi juga tenaga pengajar, termasuk orang tua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement