Sabtu 31 May 2014 03:00 WIB

UGM dan Baznas Bangun Dua PAUD

Kampus UGM Yogyakarta/Ilustrasi
Foto: Republika
Kampus UGM Yogyakarta/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Universitas Gadjah Mada dan Badan Amil Zakat Nasional membangun dua gedung untuk pendidikan anak usia dini di Dusun Kalidadap dan Srunggo, Selopamioro, Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Bangunan senilai masing-masing Rp 30 juta dan Rp 15 juta itu diharapkan mendukung keberlangsungan pendidikan bagi anak-anak usia dini yang tinggal di sekitar wisata alam Gua Cerme," kata Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Suratman di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, bantuan bangunan untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) itu diinisiasi melalui kegiatan mahasiswa KKN PPM UGM yang memang dikhususkan melaksanakan program pendidikan dan kesehatan masyarakat.

"Bekerja sama dengan Baznas, mahasiswa bisa merealisasikan fasilitas dua bangunan baru untuk PAUD dan bantuan alat peraga pada dua sekolah PAUD lainnya. Keberadaan bangunan itu diharapkan menambah kegairahan pendidikan PAUD di daerah tersebut," katanya.

Salah seorang mahasiswa KKN PPM UGM Kurniawan Harya mengatakan sebagian besar pengajar PAUD adalah para ibu rumah tangga yang sudah menjadi kader PKK untuk dididik menjadi guru PAUD.

"Mereka diberi pelatihan, modul, dan materi kurikulum pendidikan PAUD. Mereka memang diminta menjadi pengajar PAUD dan rela tidak dibayar," katanya.

Salah seorang guru PAUD Rahmi mengatakan siswa yang belajar di PAUD umumnya anak-anak dari kalangan keluarga petani dan buruh.

Oleh karena itu, kata dia, pendidikan yang dilaksanakan tiga kali selama sepekan itu hanya menarik biaya Rp 5.000 per bulan.

"Di PAUD, kami dorong tumbuh kembang anak melalui pendidikan budi pengerti dan budaya. Kami juga mengajarkan membaca dan mengenalkan budaya seperti tari gambyong," katanya.

Menurut dia, para pengajar PAUD di Selopamioro itu kebanyakan ibu-ibu anggota PKK.

Meskipun mengajar secara sukarela, tanpa dibayar, mereka tetap bersemangat untuk mengajar.

"Di setiap PAUD, ada 4-5 ibu yang diangkat sebagai pengajar PAUD, tetapi tidak banyak dari ibu-ibu itu yang betah mengajar. Kendala yang kami hadapi adalah banyak guru yang keluar masuk," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement