Sabtu 26 Apr 2014 11:09 WIB

Mengabdi Tujuh Tahun, Tiga Guru Ini Digaji Rp 300 Ribu

Rep: Ahmad Baraas/ Red: A.Syalaby Ichsan
Siswa pendidikan anak usia dini (PAUD) mengunjungi museum (ilustrasi).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Siswa pendidikan anak usia dini (PAUD) mengunjungi museum (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, AMLAPURA - Pengabdian tiga orang guru di Kabupaten Karangasem, Bali, pantas diacungi jempol. Mereka rela diberi honor hanya Rp 300.000 per bulan untuk menjadi guru pada sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Wirya Guna, Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis.

Ketiga orang guru itu yakni  Ni Luh Sudartini dan  Ni Luh Putu Septiari, keduanya mengajar di PAUD Wirya Guna dan Guru TK Wirya Guna, Ni Nyoman Rawit. Ketiga guru itu sudah mengajar pada lembaga pendidikan yang ada di desanya selama tujuh tahun.

"Kami memang belum mampu memberikan imbalan yang layak kepada mereka, karena sumber pemasukan yayasan juga sangat kecil," kata Ketua Yayasan TK Wirya Guna I Nyoman Suyasa.

Selama ini, gaji guru di lembaga pendidikan untuk anak-anak itu diambil dari pungutan SPP. Menurut Suyasa, kalau dipungut biaya umbangan pendidika lebih tinggi, orang dan masyarakat protes dan mengeluh, sehingga pengelola hanya meminta guru-guru bersabar.

Yayasan Wirya Guna, milik Desa Adat Pesedahan dan dua sekolah yang dikelolanya, hanya menampung para siswa dari desa setempat. Karena itulah, para guru yang mengajar di sana lebih banyak bersifat pengabdiannya.

Salah seorang guru, Ni Luh Putu Septiari mengaku, dia bersedia menjadi guru PAUD, karena merasa prihatin pada anak-anak usia dini yang belum mengenal sekolah. Dia juga iba, karena tidak ada yang mau mengorbankan waktu untuk mengajar, lantaran imbalan yang diberikan yayasan sangat kecil.

"Karena merasa bertanggungjawab pada pendidikan anak-anak di desa sendiri, makanya saya putuskan untuk mengajar di sekolah yang ada," kata Septiari

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement