Kamis 09 May 2013 15:05 WIB

Rendah Minat Lulusan SMP/MTs Masuk SMK

Salah satu ketrampilan yang dimiliki lulusan SMK
Salah satu ketrampilan yang dimiliki lulusan SMK

REPUBLIKA.CO.ID,SAMPIT==Minat siswa lulusan SMP/MTs sederajat Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi seperti SMK masih rendah.

"Jumlah siswa SMA/MA sederajat Kabupaten Kotim lebih banyak dibandingkan dengan jumlah siswa SMK, hal itu terjadi karena lulusan SMP/MTs lebih memilih masuk ke sekolah SMA/MA ketimbang SMK," kata Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kotim, Marjuki di Sampit, Kamis.

Jika dilihat dari jumlah sekolah, keberadaan sekolah SMK lebih banyak dibandingkan dengan sekolah SMA/MA, yakni 23 SMK dan 20 SMA. Dari 23 SMK jumlah keseluruhan siswanya ada sebanyak 4.743 siswa, sedangkan SMA/MA dari 20 sekolah ada sebanyak 5.923 siswa.

Sesuai ketentuan pemerintah pusat, sebetulnya jumlah siswa SMK dengan siswa SMA/MA sederajat seharusnya 60 berbanding 40 persen, namun ketentuan itu masih belum dapat terpenuhi oleh pemerintah Kabupaten Kotim.

Pemerintah Kabupaten Kotim akan terus berupaya dan berusaha memenuhi ketentuan pemerintah pusat tersebut, yakni dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat SMK agar dapat menarik minat para lulusan SMP/MTs.

Rendahnya minat lulusan SMP/MTs untuk menempuh pendidikan di SMK karena sebagian besar sekolah SMK di Kabupaten Kotim tidak memenuhi standar operasional pendidikan. Sedikitnya 21 dari 23 SMK negeri maupun swasta di Kabupaten Kotim yang tidak memnuhi standar operasional pendidikan.

"Hanya ada dua SMK di Kabupaten Kotim yang layak dan memenuhi standar opersional, kedua SMK yang memenuhi standar pendidikan tersebut adalah SMKN-1 dan SMKN-2 Sampit," katanya.

Pada umumnya SMK yang tidak memenuhi standar untuk beroperasi tersebut karena sarana dan prasarana yang dimiliki tidak lengkap, baik itu dari segi jumlah ruang kelas maupun kelengkapan ruang praktek untuk siswa.

Ruang kelas dan ruang praktik yang sangat memadai sangat dibutuhkan oleh siswa terutama untuk ruang praktek, karena jam belajar siswa SMK lebih banyak praktek dibandingkan dengan kegiatan teori.

Mahal dan tingginya biaya penyediaan ruang praktek dan kelengkapannya itu membuat kebanyakan pihak sekolah SMK tidak mampu memenuhinya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement