Ahad 27 Sep 2020 19:58 WIB

Rektor UWM Sebut Ketimpangan Melekat Sejak Masa Kolonial

Intervensi pemerintah diperlukan agar masyarakat miskin bisa meningkatkan pendapatan

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Gita Amanda
 Rektor Universitas Widya Mataram (UWM), Edy Suandi Hamid, menyebut ketimpangan masyarakat Indonesia tinggi di 2020.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Rektor Universitas Widya Mataram (UWM), Edy Suandi Hamid, menyebut ketimpangan masyarakat Indonesia tinggi di 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Rektor Universitas Widya Mataram (UWM), Edy Suandi Hamid mengatakan, ketimpangan masih melekat di Indonesia sejak masa kolonial. Bahkan, ketimpangan masyarakat Indonesia naik di 2020 ini.

Baca Juga

Hal tersebut ditandai dengan rasio gini atau tingkat ketimpangan yang meningkat dari 0,350 poin pada 1965 menjadi 0,381 poin di 2020. Begitu pun dengan angka kemiskinan yang juga meningkat di tengah pandemi Covid-19.

Edy menuturkan, pemerintah sendiri sudah memprediksi bahwa kemiskinan di Indonesia meningkat sekitar 10,6 persen di 2020. Sementara, World Bank juga memproyeksikan tingkat kemiskinan Indonesia meningkat dalam dua skenario yakni skenario ringan sekitar 10,7 persen dan skenario berat sebesar 11,6 persen di 2020.

Menurutnya, perlu adanya kebijakan pemerintah yang secara khusus memberantas kemiskinan dan menghilangkan ketimpangan. Sehingga, kesejahteraan sosial dan perekonomian Indonesia tetap terjaga di tengah pandemi.

"Intervensi pemerintah sangat diperlukan agar masyarakat miskin memiliki akses untuk meningkatkan pendapatannya dan mengurangi disparitas pendapatan di masyarakat," kata Edy dalam siaran pers yang diterima Republika belum lama ini.

Masyarakat yang rentan miskin, katanya, menjadi masalah utama kemiskinan di Indonesia. Bahkan, pandemi Covid-19 menyebabkan masyarakat yang rentan tersebut berada pada kemiskinan yang lebih mendalam.

"Pemerintah perlu meningkatkan program bantuan sosial, subsidi dan memperkuat keamanan dalam mengatasi masyarakat yang miskin dan rentan ini," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement