Ahad 20 Sep 2020 19:13 WIB

Fisipol UGM Adakan Kuliah Kewirausahaan Daring

Teknologi digital bisa membantu menyiapkan solusi permasalahan sosial.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Kampus Fisipol UGM
Foto: ugm.ac.id
Kampus Fisipol UGM

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM mengadakan kuliah perdana kewirausahaan sosial secara daring. Dimaksudkan untuk menginspirasi mahasiswa ikut memecahkan masalah sosial lewat pemanfaatan teknologi digital.

Dekan Fisipol UGM, Prof Erwan Agus Purwanto berharap, melalui program kuliah kewirausahaan sosial ini mahasiswa akan semakin kreatif dan inovatif dalam melahirkan ide baru. Sehingga, bisa menyelesaikan banyak permasalahan sosial.

"Kita ingin mahasiswa semakin kreatif dan inovatif dalam memecahkan permasalahan bangsa," kata Erwan, Jumat (18/9).

Chief Policy and Government Relation Gojek, Dyan Shinto Nugroho mengatakan, teknologi digital bisa membantu menyiapkan solusi permasalahan sosial. Bahkan, mendorong kemampuan penguasaan keahlian dan keterampilan dalam waktu singkat.

Selain itu, bisa merangkul kelompok masyarakat yang terpinggirkan dari sektor informal, mendorongnya menjadi formal. Terus berinovasi mengembangkan ide-ide baru, membuat layanan digital yang dimiliki Gojek terus alami perkembangan.

"Dimulai dari Gojek, lalu pengiriman makanan dengan teknologi ditiru yang lain, termasuk pembayaran dengan Gopay, produk-produk layanan terus kami tingkatkan," ujar Dyan.

CEO Bukalapak, Rachmad Kaimuddin menuturkan, saat ini Bukalapak sudah miliki pengguna 70 juta orang lebih, bahkan merangkul lima juta UMKM. Prinsipnya, menyediakan tempat orang berdagang dan memudahkan orang mencari barang.

Soal kiat-kiat memimpin perusahaan digital agar tetap tumbuh dan berkembang, ia menekankan, pemimpin memiliki tugas menciptakan orang sekitar merasa aman jalankan misi perusahaan. Jadi, harus tetap menjadi pribadi yang sederhana.

"Jangan sampai menjadikan agenda pribadi sebagai tujuan utama," kata Rachmad.

Mensesneg, Pratikno menambahkan, mahasiswa memang harus ikut menjadi bagian pencari solusi permasalahan bangsa. Namun, tidak bisa cuma mengandalkan ilmu yang ditekuni, tapi harus berkolaborasi dengan rekan dan ilmu yang berbeda.

"Tidak hanya belajar keterampilan dan pengetahuan, tapi juga harus membangun karakter," ujar Pratikno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement