Senin 02 Dec 2019 16:53 WIB

Mahasiswa Farmasi UII Cetak Prestasi Internasional

Mereka meraih Gold Medal dari Advanced Innovation Global Competition (AIGC) 2019.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Tim Mahasiswa Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) yang meraih Gold Medal dari Advanced Innovation Global Competition (AIGC) 2019 di Nanyang Technology University Hall Singapura.
Foto: Dokumen.
Tim Mahasiswa Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) yang meraih Gold Medal dari Advanced Innovation Global Competition (AIGC) 2019 di Nanyang Technology University Hall Singapura.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tim Mahasiswa Prodi Farmasi Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta sukses mencetak prestasi internasional. Mereka meraih Gold Medal dari Advanced Innovation Global Competition (AIGC) 2019.

Tim terdiri dari Muhammad Hafizh Abiyyu Fathin Fawwazi, Andriyanto, dan Aisyah Ajmala Rizqi. Kompetisi tersebut diselenggarakan oleh American Society of Sciences and Art Convergence (ASSAC).

Mereka bekerja sama dengan Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INOPA). Kompetisi berlangsung pada 15-17 November 2019 di Nanyang Technology University Hall, Singapura.

Inovasinya bernama Tatolerin atau Eleutherine Palmifolia Toothpaste Tablet as A Candidate for Natural, Eco-Friendly Caries-Preventive Agent. Tablet kunyah untuk menjaga kesehatan gigi dan mencegah karang gigi.

Hafizh mengungkapkan, tablet kunyah itu memiliki beberapa kelebihan. Mulai dari biaya pembuatannya yang lebih murah, pengemasannya mudah, dan rasanya enak.

"Tablet kunyah itu juga bisa menutupi rasa tidak enak atau pahit dari zat aktif, sehingga lebih menyenangkan dikonsumsi anak-anak dan praktis dibawa berpergian," kata Hafizh, Senin (2/12).

Ia menceritakan, salah satu bahan utamanya merupakan bawang merah dayak dengan banyak senyawa. Ada eleutherol, eleutherine, iso eleutherine, hongconin, anthraquinone, dan elecanacin.

"Senyawa ini memiliki khasiat sebagai anti-mikroba, sehingga dapat menekan pertumbuhan bakteri penyebab karies gigi," ujarnya.

Selain itu, melalui produk ini mereka ingin pula meningkatkan kemauan anak-anak untuk menyikat gigi. Sekaligus, menekan jumlah limbah kemasan pasta gigi yang cukup sulit untuk didaur ulang.

Adapun proses dalam mengikuti lomba ini dimulai dengan mengirimkan abstrak produk terlebih dulu. Pertama, dilakukan submit abstrak, dan setelah lolos seleksi dikirim makalah sebagai bagian dalam penilaian.

Kemudian, mereka mempersiapkan poster, leaflet, kotak produk sebagai persyaratan dan pada hari perlombaan melakukan set up booth. Dua juri bergantian mendatangi booth menanyakan penelitian yang dilakukan.

"Proses latihan berlangsung sejak beberapa bulan lalu, berbarengan PKM dan kami latihan bersama dosen pembimbing kami Bapak Arde Toga Nugraha," kata Hafizh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement