Sabtu 09 Nov 2019 05:13 WIB

Praja IPDN Diajak Persiapkan Diri Hadapi Era Digital

Jangan hanya mengandalkan kemampuan otak karena kelak melawan artificial intelegent.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Ribuan Calon Muda Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) angkatan XXX melakukan defile saat upacara Pelantikan Muda Praja IPDN Angkatan XXX 2019 di Lapangan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Kamis (31/10).
Foto: Abdan Syakura
Ribuan Calon Muda Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) angkatan XXX melakukan defile saat upacara Pelantikan Muda Praja IPDN Angkatan XXX 2019 di Lapangan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Kamis (31/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 52 praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) melakukan studi lapangan ke kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), di Jakarta, Jumat (8/11). Kunjungan tersebut diterima Staf Ahli Menteri Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah Kementerian PANRB Jufri Rahman.

Pada kesempatan itu, Jufri mengajak para praja IPDN untuk bersiap menghadapi perkembangan teknologi yang kian cepat. Mengingat teknologi informasi akan menghadirkan peluang sekaligus tantangan bagi seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN).

Baca Juga

“Tantangan terbesar yang akan anda hadapi itu ada pada diri sendiri. Jangan hanya mengandalkan kemampuan otak karena anda akan melawan artificial intelegent,” katanya dalam siaran pers, Jumat (8/11).

Jufri menjelaskan tantangan-tantangan kemajuan teknologi yang juga akan dihadapi para praja ini ke depannya adalah peranan manusia yang akan digantikan oleh mesin. Menurutnya, untuk menghadapi tantangan tersebut diperlukan penanaman nilai-nilai yang tidak dapat diterapkan oleh mesin, yakni kejujuran dan kesetiakawanan.

Jufri yang juga Purna Praja IPDN ini menuturkan bahwa nilai-nilai tersebut sudah diajarkan di IPDN untuk para prajanya. “Karena di dalamnya tidak hanya mengajarkan ilmu semata namun juga ada interaksi sekolah dengan sistem asrama itu dalam membangun jiwa korsa,” ucapnya.

Selain itu, Jufri juga mengingatkan para praja sebagai generasi milenial harus melek teknologi terutama dalam mengakses informasi. Sebagai calon ASN, mereka juga dituntut untuk memiliki karakteristik Smart ASN yakni integritas, nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality, berjiwa entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas.

"Kami menekankan bahwa tidak ada persaingan antar praja. Mereka diharapkan dapat membangun relasi dan sinergi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement