Jumat 12 Jul 2019 15:37 WIB

BR-Blind, Alat Bantu Baca Difabel Netra

BR Blind mengonversi teks dari media cetak.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
BR-Blind, alat bantu baca bagi penyandang difabel netra yang  dikembangkan tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM).
Foto: ugm
BR-Blind, alat bantu baca bagi penyandang difabel netra yang dikembangkan tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengembangkan alat bantu baca bagi penyandang disabilitas netra. Alat itu dinamkan BR-Blind.

BR-Blind dirancang Yassir Dinhaz dari Sekolah Vokasi, Mahmud Fauzi dan Nicolas Christianto dari Fakultas Teknik. Alat ini bekerja dengan mengonversi teks dari media cetak.

Baca Juga

Nantinya, teks akan diubah menjadi suara yang dapat langsung didengar penyandang difabel netra. Yassir mengatakan, pengembangan BR-Blind berawal dari keperihatinan mereka.

Terutama, akan minimnya ketersediaan buku-buku yang dicetak versi braille. Sebab, kondisi itu menghambat keterjangkauan teman-teman penyandang difabel netra terhadap jenis buku bermacam tema.

"Ditambah, adanya realitas peningkatan penyandang difabel netra, khsusunya di DIY," kata Yassir, Kamis (11/7).

Data Riset Kesehatan Dasar pada 2013 mencatat jumlah penderita difabel netra untuk anak-anak usia 6-14 tahun di Indonesia, khususnya di DIY, meningkat dua kali lipat dari data pada 2010. Bagi Yassir, fakta itu jelas perlu ditanggapi dengan serius. Terlebih, anak-anak perlu mendapat banyak jenis asupan informasi untuk mengasah daya kreatifitas mereka.

Kondisi itulah yang akhirnya menggerakan ketiga mahasiswa muda itu mengembangkan sebuah inovasi teknologi. Tujuannya utamanya untuk membantu penyandang difabel netra.

"Dengan alat tersebut diharapkan nantinya dapat membuka akses membaca yang lebih luas bagi penyandang difabel netra," ujar Yassir.

Ia menerangkan, perangkat yang mereka kembangkan memakai beberapa algoritma Image Preprocessing sebelum dikonversi menjadi teks. Konversi teks dilakukan Object Character Recognition (OCR).

Keluaran teks akan diubah menjadi keluaran suara oleh Text-to-Speech (TTS) Engine. Perangkat BR-BLIND ini langsung terhubung dengan penyandang difabel netra.

Sehingga, bisa memfasilitasi mereka untuk mengakses informasi yang tidak diperoleh dari buku-buku versi braille. Nicholas menekankan, alat ini dapat diakses tanpa koneksi internet.

"Sehingga, dapat digunakan di mana saja," kata Nicholas.

Menurut Nicholas, kondisi ini menjadikan BR-Blind berpotensi dikembangkan lebih luas lagi. Khususnya, di daerah-daerah remote yang mana internet sangat sulit untuk diakses.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement