Senin 03 Jun 2019 10:52 WIB

Mahasiswa UMM Temukan Gel Anti Penuaan dari Kulit Semangka

Kulit semangka dinilai mampu menutup pori-pori yang terbuka pada wajah.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Nidia Zuraya
Sejumlah mahasiswa UMM berhasil menemukan gel anti penuaan dari kulit semangka. Humas Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Foto: Wilda Fizriyani/Republika
Sejumlah mahasiswa UMM berhasil menemukan gel anti penuaan dari kulit semangka. Humas Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Beragam penelitian biasanya akan selalu hadir dari sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Salah satu di antaranya di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Belum lama ini, sejumlah mahasiswa UMM berhasil menemukan gel anti penuaan dari kulit semangka. Para penemu tersebut antara lain Adhea Fajarina Nugraheni, Vika Amelia Safitri dan Kiki Vergianti Ayuningtyas. Penelitian mereka didampingi dosen Siti Rofida.

Baca Juga

Penuaan atau aging selalu menjadi proses menakutkan yang harus dihindari sebagian orang, terutama kaum perempuan. Hal ini yang melatari ketiga mahasiswa UMM dalam menciptakan formula berupa gel anti kusam dari kulit semangka (Citrullus lanatus).

Temuan yang didaftarkan Program Kreativitas Mahasiswa – Penelitian (PKM-P) ini juga dilaporkan lolos pendanaan dari Ristekdikti sebesar Rp 12,5 juta.

Koordinator kelompok, Adhea Fajarina  Nugraheni mengungkapkan, kulit akan ikut menua seiring bertambahnya usia. Salah satu solusi yang bisa dilakukan dengan melakukan tindakan pencegahan

"Maupun memperlambat proses aging yang dinilai mengkhawatirkan," kata Adhea.

Menurut Adhea, salah satu cara dalam melakukan tindakan anti penuaan bisa dengan menggunakan kosmetik dari bahan tanaman. Dalam hal ini tumbuhan yang banyak mengandung senyawa likopen. Atau bisa juga kandungan antosianin yang berfungsi peremajaan terhadap kulit.

Selain terdapat senyawa likopen, kulit semangka dinilai mampu menutup pori-pori yang terbuka pada wajah. Lalu juga mampu menangkap radikal bebas yang disebabkan paparan sinar matahari dan polusi.

"Kedua manfaat itu merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya penuaan dini," kata Ardhea.

Selama ini, dia melanjutkan, semangka biasanya hanya dimanfaatkan bagian dagingnya sedangkan kulitnya dibuang. Dari sini, memanfaatkan limbah kulit sebagai bahan aktif kosmetika bisa bernilai positif. Tak hanya dapat mengatasi limbah, tapi juga meningkatkan nilai jual.

Dosen Pembimbing Siti Rofida menyatakan, penelitian tiga mahasiswa program studi Farmasi ini dilakukan dalam jangka waktu lima bulan. Mereka melewati sejumlah tahapan seperti persiapan bahan uji ekstrasi kulit buah. Kemudian pembuatan gel anti kusam, pengujian mutu fisik dan pengujian aktivitas antioksidan gel.

Setalah adanya penelitian ini, Rofida berharap, hasilnya dapat dipublikasikan dalam seminar nasional dan memiliki potensi untuk didaftrarkan hak paten. "Selain itu juga dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa lain untuk membuat penelitian lainnya,” harap Siti melalui pesan resmi yang diterima Republika, Senin (3/6).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement