Kamis 11 Apr 2019 19:44 WIB

Mahasiswa UMS Tolak Politisasi Kampus

Mahasiswa menilai gerakan politik praktis sudah masuk kampus.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Muhammad Hafil
Demo tolak politisisasi kampus
Foto: Dok Republika.co.id
Demo tolak politisisasi kampus

REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA -- Puluhan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Bergerak (MARAK) menggelar aksi menolak politisasi kampus. Massa menggelar aksi di Gedung Siti Walidah (Rektorat) UMS, Kamis, (11/4).

Dalam keterangannya kepada wartawan, Koordinator Aksi MARAK, Hanif mengungkapkan, pada Pemilu Serentak 2019 kali ini mahasiswa dan rakyat dihadapkan pada berbagai pilihan yang ternyata tidak ada bedanya. Mereka, para calon, mempertontonkan diri setiap sudut jalan dengan tulisan-tulisan “mohon doa restu” atau “bersih, tegas, peduli”.

Baca Juga

“Lengkap dengan berbagai macam janji-janji manis jika para caleg dan capres-cawapres tersebut terpilih,” ujar Hanif.

Mirisnya, kegiatan itu juga masuk ke dunia kampus. MARAK mencatat pihak kampus beberapa kali memanfaatkan kesempatan tersebut. Menurut dia, kegagalan elite-elite politik dalam merealisasikan janji dan program kesejahteraan pada pemilu dan pilpres lalu bukan dijawab dengan memperjelas program dan mempertegas kontrol rakyat dalam mengawal program berikut calon-calon terpilih nantinya.

Akan tetapi justru memundurkannya pada penokohan/figurisasi semata yang membodohkan melalui berbagai macam media. MARAK tidak sudi orang-orang yang selama ini menjadi biang kerok mahalnya biaya pendidikan menjadikan kampus sebagai ladang mencari suara pemilih.

Atas dasar itu pula, MARAK menyampaikan tiga sikapnya. Pertama bahwa kampus harus steril dari segala bentuk kegiatan politik praktis yang menjadikan kampus sebagai ladang suara.

“Kedua, menyayangkan sikap para elit kampus UMS yang melibatkan diri dalam kampanye calon presiden dan calon wakil presiden tertentu,” tegas Hanif.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement