Senin 18 Mar 2019 13:40 WIB
Kreativitas Lima Mahasiswa Universitas Brawijaya

Ekstrak Apel dan Kelapa 'Protect Magic' Pelindung Gawai

Staphylococcus aureusbakteri yang paling sering ditemukan di permukaan posel pintar.

Rep: Wilda Fizriyani / Red: Agus Yulianto
Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menciptakan pelindung gawai dari ekstrak apel dan kelapa.
Foto: dok. Pribadi
Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menciptakan pelindung gawai dari ekstrak apel dan kelapa.

REPUBLIKA.CO.ID, Kreativitas dalam menciptakan inovasi dapat hadir dari manapun, termasuk makanan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini yang dilakukan lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB), M. Kiki Saputra, Grandy Zovanca, RevinYohanes Abraham, Cynthia Ayu Dwi Lestari dan Rininta Arifianingsih dalam penelitiannya.

Perwakilan tim Grandy Zovanca menjelaskan, kelompoknya telah berhasil menciptakan sebuah inovasi yang bernama Protect Magic. Inovasi sederhana ini merupakan sebuah produk antibakteri pada Smartphone berbahan alami. Bahan-bahan tersebut berupa sari kelapa (Cocos Nucifera) dan Apel (Malusdomestica) yang ramah lingkungan.

Grandy menerangkan, ide penciptaan produk ini dilatarbelakangi karena adanya mobilitas manusia dalam penggunaan gawai pintar. "Kita tahu kalau bahwa ada bakteri yang menempel di handphone kita," ujar Grandy saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (17/3).

Berdasarkan temuannya, Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri yang paling sering ditemukan di permukaan ponsel pintar. Bakteri ini diketahui dapat menjadi penyebab munculnya berbagai macam penyakit. Beberapa di antaranya seperti masalah saluran pernapasan dan infeksi kulit.

"Di sini kita mempunyai inovasi untuk mencegah bakteri tersebut dengan antibakteri spray. Spray ini terbuat dari ekstrak kelapa dan apel," ujar mahasiswa Fakultas Pertanian (FP) UB Bisa ini.

Grandy mengungkapkan, alasan pemilihan dua buah ini karena kandungan di dalamnya. Apel memiliki zat flavonoid sedangkan kepala mengandung tanin. Kandungan ini dianggap dapat menghalau perkembangan bakteri di ponsel. "Ada kandungan anti bakteri, aroma apel dan tidak lengket sehingga jadi nyaman. Konsepnya itu 3 in 1," tegasnya.

Secara bentuk, produk disimpan dalam botol semprot dengan berat bersih sekitar 40 mililiter (ml). Cara penggunaannya, cukup disemprotkan pada layar maupun bagian belakang gawai karena dianggap lokasi paling banyak menyimpan bakteri. Kemudian diusap menggunakan tisu maupun kain agar terserap baik.

Karena penelitian ini, produk pun berhasil meraih Gold Medal dan Special Awards dari International Invention and Innovation Promotion Assosiation in Honor of Highest Standart of Excellence. Inovasi yang dibuat sekitar tiga hingga empat bulan ini juga mendapat tawaran kerjasama pengembangan produk secara masal dari tiga  investor. Ketiga perusahaan tersebut, yakni UPMSTEM, School of Education & Social Sciences, dan Leading Edge NDT Technology (LENDT) Industrial Technology Division.

Di ajang Asian Youth Innovation Awards (AYIA) - Malaysia Technology Expo (MTE 2019), yang berlangsung pada Februari lalu di Malaysia, Protect Magic berhasil menyingkirkan 19 negara. Kompetisi tersebut merupakan ajang terbesar yang mempertemukan penemu, perancang, desainer internasional, pengusaha, universitas, dan lembaga. Di sini, mereka diminta untuk menampilkan penemuan, ide, prototipe, produk dan desain terbaru mereka kepada investor, produsen, distributor dan pemasar.

Di bawah bimbingan Afifuddin Latief Adijedjo, Protect Magic diharapkan dapat membawa manfaat bagi khalayak umum, menarik investor dan pengembang agar dapat bekerjasama dan dikembangkan lebih lanjut. Dengan demikian, dapat diproduksi massal yang berlangsung dalam jangka waktu panjang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement