Senin 25 Feb 2019 16:01 WIB

UGM: Percakapan Soal Golput Paling Banyak di Pulau Jawa

Jawa Barat peringkat satu percakapan golput di Twitter.

Ilustrasi Golput
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ilustrasi Golput

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Laboratorium Bigdata Analytics Departemen Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada berdasarkan hasil penelitiannya menyebutkan percakapan soal golput menjelang Pilpres 2019 paling banyak di Pulau Jawa daripada daerah lainnya.

"Kami menemukan persebaran percakapan soal golput terkonsentrasi di Jawa," kata peneliti Laboratorium Bigdata Analytics Arya Budi saat jumpa pers "Peta Potensi Golput 2019" di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM, Yogyakarta, Senin (25/2).

Baca Juga

Arya menyebutkan berdasarkan analisis data dari media sosial dalam rentang 27 Januari sampai 19 Februari 2019, seperti Twitter menunjukkan percakapan soal golput di Jawa Barat di posisi pertama mencapai 21,60 persen, diikuti DKI Jakarta 14,94 persen, dan Jawa Timur 14,64 persen. Ia mengatakan isu golput menjadi ramai diperbincangkan di media sosial, di antaranya karena isu itu mulai dilontarkan oleh orang-orang atau tokoh publik yang memiliki pengaruh dengan jumlah follower (pengikut) yang banyak.

Pemicu lainnya, kata dia, adalah ketika bertepatan dengan momentum politik yang pas seperti saat debat pilpres. Sebagian orang kemungkinan merasa kecewa atau tidak cocok dengan kedua pasangan capres/cawapres.

"Meskipun ada juga yang disebabkan persoalan teknik (pemilu). Akan tetapi, yang paling banyak memang karena adanya kekecwaan atau secara ideologi tidak ada yang nyambung dengan para kandidat," katanya.

Perbincangan soal golput di medsos paling banyak dilakukan oleh pemilik akun di Jawa karena kesadaran soal politik, kelas ekonomi, serta penetrasi digital lebih tinggi dan masif di Jawa. Kendati demikian, dari total percakapan tentang golput sebanyak 2.840 percakapan, menurut dia, 9,5 persen di antaranya memang sengaja ingin mengampanyekan golput.

Titik daerah yang teridentifikasi paling banyak mengampanyekan golput tertinggi di Jakarta 20 persen, Jawa Barat 17 persen, dan di Jawa Tengah 12 persen. Menurut Arya, terdapat akun yang sengaja dibuat khusus untuk mengampanyekan golput atau mengajak masyarakat tidak berpartisipasi di dalam pemilu.

"Kalau kita baca memang itu benyakan dilakukan secara personal walaupun memang ada akun yang dibuat untuk kampanye golput. Akan tetapi, kami belum menemukan adanya upaya yang terstruktur dan terorganisasi untuk itu," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement