Selasa 29 Jan 2019 20:25 WIB

Universitas Riau Didorong Dirikan Prodi Industri Kertas

Prodi Teknologi Pulp dan Kertas merupakan satu-satunya program studi di Indonesia.

Universitas Riau
Universitas Riau

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU  - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir mendorong Universitas Riau untuk mendirikan dua program studi (prodi) untuk memenuhi kebutuhan industri kertas di Bumi Lancang Kuning tersebut. Nasir mengatakan hal tersebut usai meresmikan gedung perkuliahan Teknologi Pulp dan Kertas yang saat ini menjadi satu Prodi setingkat diploma tiga di bawah Fakultas Teknik, Universitas Riau di Kota Pekanbaru, Selasa (29/1).

"Saya sudah mendorong kepada Pak Rektor dan Tanoto, Pulp and Paper harus dipisahkan. Mana di Pulp Processing, mana Paper Processing," katanya.

Nasir menjelaskan bahwa sejatinya Prodi Teknologi Pulp dan Kertas Universitas Riau tersebut merupakan dua studi yang berbeda namun dijadikan satu. Untuk itu, dia berharap agar kedua Prodi itu dapat dipisah sehingga memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) industri kertas di Provinsi Riau.

Prodi Teknologi Pulp dan Kertas merupakan satu-satunya program studi di Indonesia. prodi yang mulai diinisiasi Universitas Riau bersama dengan Tanoto Foundation serta PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) pada 2017 silam tersebut hari ini diresmikan Menristekdikti secara langsung.

Lebih jauh, dia menjelaskan jika saat ini kebutuhan SDM Industri kertas di Provinsi Riau, yang merupakan terbesar di Indonesia sangat tinggi dengan adanya dua prodi yang khusus mempelajari industri kertas tersebut dapat menjadi solusi pemenuhan SDM di industri yang memiliki potensi besar itu.

"Kalau ini bisa kita kembangkan, SDM katakan satu angkatan dibutuhkan 100 orang, jadi bisa 200 orang. Yang dibutuhkan Tanoto katakan puluhan, itu yang lain bisa ke perusahaan Pulp and Paper lainnya," jelasnya.

Teknologi Pulp dan Kertas merupakan prodi ke 94 di Universitas Riau. Prodi yang pembangunan gedungnya dimulai sejak 2018 lalu dan menghabiskan anggaran sebesar Rp24,8 miliar. Seluruh biaya pembangunan ditanggung oleh Tanoto Foundation serta PT RAPP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement