Jumat 09 Nov 2018 23:09 WIB

Mahasiswa Unpad Gunakan VR Untuk Penanganan ISPA

Pengembangan aplikasi tersebut dilakukan selama tiga bulan.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Gita Amanda
Virtual reality (Ilustrasi).
Foto: Dailymail
Virtual reality (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tiga mahasiswa Universitas Padjadjaran mengembangkan aplikasi “Virtual Reality (VR) Simulation Asuhan Keperawatan Anak dengan ISPA”. Teknologi Virtual Reality diaplikasikan untuk penanganan ISPA pada anak-anak.

Mereka adalah Naufal Nurfikri Alwan (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam/FMIPA), Ikhwanul Murtadlo Nuruzzaman (FMIPA) dan Farah Riski Deskia (Fakultas Keperawatan).

Aplikasi tersebut membawa ketiganya meraih juara dua kategori Pengembangan Perangkat Lunak  pada Pagelaran Mahasiswa Nasional bidang Tekonologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) 11 yang diselenggarakan Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, 1-3 November 2018 lalu.

Melalui kolaborasi lintas bidang ilmu, aplikasi karya mereka berupa pengembangan metode pendidikan keperawatan, khususnya mengenai penanganan ISPA pada anak. Melalui aplikasi itu, pembelajaran menjadi lebih mudah dan menyenangkan.

“Dengan aplikasi itu, si pengguna akan mengalami bagaimana cara menangani anak dengan ISPA. Si  pengguna aplikasi seolah-olah berinteraksi sama ibu dan anaknya,” jelas Farah seperti dilansir dalam laman Unpad, Jumat (9/11).

Pengembangan aplikasi tersebut dilakukan selama tiga bulan, di bawah bimbingan sejumlah dosen FMIPA dan Fkep Unpad, yaitu Erick Paulus, S.Si., M.Kom, Mira Suryani, S.Pd, M. Kom, dan Ryan Hara Permana, S. Kep., Ners., MN.

“Untuk alat-alatnya kami menggunakan smartphone untuk menjalankan aplikasinya, controller untuk bergerak dan aplikasinya, gear VR, dan earphone,” ungkap Ikhwanul.

Sebagai mahasiswa keperawatan, Farah pun berharap aplikasi tersebut dapat menjadi alternatif dalam melakukan praktikum keperawatan. Menurutnya, belajar melalui aplikasi virtual reality dirasa lebih mudah dan cepat. Tujuan aplikasi ini juga untuk meminimalisir biaya praktikum keperawatan juga lebih memudahkan mahasiswanya melakukan praktikum.

Ketiganya berharap, aplikasi tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut. Kerja sama dengan berbagai pihak juga diharapkan dapat terjalin untuk pengembangan yang lebih baik lagi.

“Kami juga ingin menambahkan materi pembelajarannya. Ini kan baru sistem respirasi. Kita akan coba tambahkan lagi ke sistem saraf, sistem imun, dan yang lain,” ujar Naufal.

Selain di bidang keperawatan, tim yang menamakan dirinya “Padjadjaran VR” ini pun berharap aplikasi serupa dapat dikembangkan untuk mempermudah pembelajaran bagi bidang ilmu lain yang ada di Unpad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement